SECTOR XIV: THE LAST PURSUIT BY A MADMAN

13.1K 934 102
                                    

Bersama-sama dengan Sam membuatku frustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersama-sama dengan Sam membuatku frustrasi. Tenang saja, dia bukannya menggodaku ke ranjang dengan cara picisan seperti yang mungkin saja dia lakukan ke cewek-cewek seusianya, tapi dibandingkan dengan dia yang konon disebut sebagai The Most Wanted di sekolahnya (walau aku sendiri tidak paham bagaimana dia bisa mendapat predikat demikian dengan sikapnya yang luar biasa dingin), aku ini bukan apa-apa.

Satu. Sam menguasai olahraga fisik seperti taekwondo, kick boxing, bahkan kabarnya dia pernah mengikuti pelatihan tembak di bawah kerasnya didikan sang pelatih yang merupakan mantan tentara.

Dua, secara fisik pun dia terlihat oke. Bukannya aku tidak percaya diri dengan badan berbentuk dan kencang yang kumiliki, tapi bahkan Xena saja mengakui kalau wajahnya oke. Sejak pertama bertemu dengan mereka semua, tak pernah sekali pun kudengar Xena menyebutku lumayan, walau aku amat mengharapkan dia maupun Leena berkata kalau "Hore, kita sedang berada di hutan dengan dua cowok tampan, Xen! Ini sebuah keberuntungan yang tak terkalahkan!".

Tiga, dia juga bijak. Aku merasa seperti bawahan yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan betapa tenang dan tegasnya dia dalam memutuskan sesuatu.

Singkatnya, tidak ada satu hal pun tentangku yang dapat dibanggakan secara resmi. Aku hanya bisa memanah, itupun masih belum mahir (Setelah dipikir-pikir, memanah dengan jarak maksimal tiga meter itu tidak ada apa-apanya, bahkan anak kecil saja mungkin dapat melakukannya dengan sempurna). Aku banyak mengeluh, punya rasa ingin tahu di atas rata-rata, cerewet, penuh keraguan, berbeda jauh dengan tiga anak ini. Mereka semua penuh resiko-walau awalnya aku merasa sehati dengan Xena yang terkadang masih suka panik-terutama ketenangan dan keberanian yang dimiliki Leena. Cewek itu memiliki satu keberanian di atas rata-rata yang tidak dimiliki cewek pada umumnya. Dia berani mengambil setiap resiko yang ada. Dia tidak takut. Seolah-olah ini adalah acaranya. Seolah-olah kalau dia harus berhadap-hadapan dengan singa buas sekali pun, dia hanya tinggal menjetikkan jari dan menunggu hingga sang singa pergi.

Sedangkan Sam, cowok itu kebanyakan mengekor di belakang Leena kalau kulihat-lihat, tapi sesekali jiwa leader-nya patut diacungi jempol. Sedangkan aku?

Apa sih yang dapat dibanggakan dariku?

Dan saat aku terus bersikap melankolis dengan mengutuki diriku dan berkata betapa tidak bergunanya aku, Sam berkata di sebelahku, "Kamu pasti punya satu keahlian yang tidak dimiliki orang lain."

Aku menoleh pada Sam. "Apa maksudmu? Tentu saja tidak. Memanah? Itu bukan kelebihan, sih. Mereka yang punya kapasitas lambung yang luar biasa sampai berhasil jadi pemenang Lomba Makan 200 Sosis Dalam 10 Menit saja terlihat lebih menarik."

"Bukan, bukan itu. Kamu tau, kamu itu cerewet."

Sialan, dia tidak perlu mengingatkanku. Seharusnya dia memberiku kata-kata motivasi, astaga, seperti, "Dylan, jadilah terang bagi sekitarmu. Jadilah sinar yang menerangi gelapnya malam."  Setidaknya aku membutuhkan itu karena aku agak terpuruk dengan situasiku sekarang. Benar kata Xena, cewek itu sempat memberitahuku kalau Sam sebenarnya tidak punya perasaan. Dia bahkan curiga kalau saraf simpatiknya putus.

TRAPPED : "The Runic Forest" (2013)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang