With You

1.6K 15 2
                                    

Denting piano terdengar dari sudut ruangan itu, alunannya mengalir dengan begitu indahnya. Siapapun akan terhanyut menikmati alunan nada itu. Tertera didaun pintu ruangan itu sebuah tulisan ‘RUANG MUSIK’. Alunan nada semakin terdengar memilukan seakan alunan itu menggambarkan kesedihan yang hebat yang diderita oleh pemainnya.

Seorang gadis terlihat sedang memainkan alat musik itu, rambutnya lurus dibiarkan tergerai. Wajahnya putih mulus tak ada noda sedikitpun. Yah, ia cantik. Namun, aura kecantikkannya seakan terkunci oleh wajah murungnya. Ia memejamkan matanya, membiarkan Jari-jarinya memainkan tuts piano itu. Seakan ia meresapi tiap-tiap nada yang dihasilkan.

BUKK.

Gadis itu spontan membuka matanya mendengar sebuah suara seperti suara benda jatuh.

BUKK.

Sekali lagi terdengar bunyi itu, namun kali ini suaranya sedikit lebih jelas dari yang sebelumnya. Ini bukan suara benda yang jatuh, namun seperti....sebuah pukulan. Gadis itu beranjak dari tempat duduk nya, ia mencari arah datangnya suara tadi. Ia berlari meninggalkan ruangan musik itu, ia menyusuri koridor yang sepi. Dan matanya telah menangkap sebuah pemandangan, pemandangan yang memilukan. Seorang pemuda sedang dikeroyoki oleh beberapa pemuda. Mereka memukuli pemuda itu bertubi-tubi, gadis itu seperti merasakan pukulan itu juga ia meringis kesakitan. Mengerti tak dapat menolong, gadis itu berlari meninggalkan tempat itu. Larinya semakin cepat dan kencang. Ia berlari menuju sebuah ruangan, yang tertulis ‘ RUANGAN GURU’. Ia memasuki ruangan itu dengan nafas yang tersengal-sengal. Diruangan itu hanya terdapat beberapa orang saja, dan mereka menatap heran kearah gadis itu.

“ tolong... ada perkelahian.... hosh... hosh... “ ucapnya masih mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.

“dimana?” ucap seseorang diantara mereka dengan panik. Gadis itu menunjuk kearah luar. Ia berjalan mendahului orang-orang yang diruangan itu. Dengan setengah berlari mereka menuju tempat yang dimaksud gadis itu. Sampai ditempat kejadian, mereka mendapati pemuda itu masih dikeroyoki.

“ hei... sedanga apa kalian?” teriak salah seorang yang diajak gadis itu. Pemuda-pemuda itu berhenti memukul mereka menoleh kearah sumber suara..Dan mengetahui siapa yang berteriak, mereka menjadi ketakutan. Mereka hendak lari namun ditahan oleh orang-orang yang dibawa gadis itu . Pemuda yang dikeroyoki itu terduduk lemas, wajahnya lebam akibat pukulan yang dia dapatkan, disudut bibirnya terdapat darah segar mengalir. Gadis itu memandang prihatin dan ngeri. Pemuda itu kemudian memandang kearah gadis itu, dengan tatapan dingin.

Mereka pun dibawa ke sebuah ruangan, gadis itu pun disuruh ikut untuk dijadikan seorang saksi mata.

“ kau tak apa Tatsu..” ucap salah satu dari mereka,

“ tak apa...” ucapnya lemah, ia terduduk dipojok ruangan. Ia masih memandang gadis itu dengan dingin. Gadis itu selalu mengelak tari tatapan dingin dari pemuda itu.

“ apa yang terjadi, hingga kalian bisa memukulinya?” tanya kepala sekolah menyidangi pemuda-pemuda itu. Kepala sekolah baru saja datang, dan guru-guru yang tadi meringkus pemuda-pemuda itu menceritakan semuanya.

“ dia terlalu sombong, aku tak tahan dengan kesombongannya.. “ ucap salah satu dari mereka, ia sedikit emosi. kepala sekolah memandang bingung, ia menoleh kearah Tatsu.

“ alasan apa itu! Kau Hino hanya menjadi biang masalah. Kalian aku skors, dan suruh orang tua kalian menghadapku. Kalau tidak jangan harap kalian akan bisa bersekolah kembali. ” kepala sekolah memicingkan matanya. Wajah pemuda yang bernama Hino itu penuh amarah.

“ silahkan keluar..” perintah kepala sekolah. dengan jengkel dan amarah Hino dan teman-temannya meninggalkan ruangan itu. Ia sempat memandang penuh kebencian kearah Tatsu, dan ia menoleh kearah gadis itu. Gadis itu bergidik, ia ketakutan dipandang seperti itu. Kemudian Hino beserta temannya benar-benar meninggalkan ruangan itu. Kepala sekolah pun mendekati Tatsu, ia memandang prihatin.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang