Chapter 14: A Road To Paranoid (Final Chapter)

8.1K 521 58
                                    

ETHAN



Pukul dua belas siang, kami berangkat dari lokasi kamp yang masih ramai dikelilingi oleh polisi dengan keadaan setengah mengantuk. Jam dua belas lewat 10 menit, aku dan Carlo duduk di samping kanan dan kiri Sierra, mengawal cewek itu kalau-kalau dia butuh sesuatu. Dua puluh menit kemudian, kami bertiga tertidur dengan pulas. 

Jam tiga sore, bus kami sampai di sekolah, aku dan Carlo mendapat tamparan ringan dari Mr.Will yang menyuruh kami membantu menurunkan koper lagi bersama Javier, Ricco, Jay, dan juga Pierre. Sementara itu, Sierra masih tertidur pulas. Tak ingin membangunkannya, aku memutuskan untuk menggotongnya saja turun dari bus. 

Saat itulah mendadak ada atmosfer yang tidak enak dari jarak dua meter. Aku pikir hanya aku yang merasakannya tapi ternyata Carlo serta Javier juga rada keder. 

Sosok tinggi besar yang sebenarnya berwajah baik hati berjalan dengan langkah lebar ke arah kami, oke, lebih tepatnya ke arahku, sih, karena satu-satunya anggota keluarga kesayangan dia ada di tanganku. Dengan tampang garang dan penuh pertanyaan, dia memandangku lurus-lurus dan saat jarak kami hanya terpaut sekitar 20 senti, dia memandangi adiknya dengan khawatir.

"Apa yang terjadi padamu, Dik?" tanya Sam lembut sambil menghampiri Sierra dan langsung menggendongnya ke mobil. 

Om Ivan, papa Sierra, yang bertampang lebih tenang dan welas asih meminta penjelasan Carlo dan aku soal semua ini, apa yang terjadi pada Sierra dan kenapa tiba-tiba sekolah memulangkan murid-muridnya lebih cepat. Carlo dan aku jadi kelabakan dan bingung, kelihatan sekali dari gayaku yang terbata-bata saat menjelaskan semuanya, bahkan sampai batuk-batuk dan keselek segala. Om Ivan mendengarkan cerita Carlo dan aku dengan perhatian sampai-sampai beliau terkejut dan nyaris mendatangi kepala sekolah kami untuk meminta pertanggungjawaban, yang untungnya kami larang berhubung kami berhasil meyakinkan beliau kalau Sierra baik-baik saja dan sudah pulih. 

Dari kejauhan, Sam yang sepertinya sudah memastikan Sierra aman bersama Pak Norman, supir keluarga mereka yang setia, bertubuh kekar, dan tak bakal ditembus meteor, langsung menghampiri kami, sementara Javier,Callen,dan Ricco asik memindahkan barang-barang mereka dari bus. Sam menghampiri Carlo dengan pandangan heh-bocah-aku-mau-minta-pertanggungjawabanmu-sekarang-juga, yang dibalas cowok itu dengan tatapan jangan-cincang-aku-kak-kau-sangat-tampan-deh-dan-kekar.

"Kak, bukannya kami tidak perhatian sama Sierra atau gimana ta..."

"Saya kan sudah bilang jaga dia baik-baik? Kenapa sepertinya kalian tidak mengindahkan kata-kata saya, hah? Jelaskan ini semua, jelaskan!" ucapnya histeris, membuat beberapa guru sempat menoleh ke arah kami tapi segera dialihkan oleh Ricco dan Callen yang kulihat dari kejauhan sedang bertatap muka dengan pacar Ricco yang bernama Fifi, cewek berambut pendeng keriting yang disemir cokelat dan bertubuh tinggi bagaikan model. 

Ingin sekali aku kepo dengan Fifi yang menghampiri mereka dengan tatapan tidak terima, tapi orang di depanku ini jauh lebih tidak terima, jadi aku tidak mau macam-macam dulu.

"Kak, maaf sebelumnya, tapi ini semua juga terjadi di luar rencana. Kami tidak tahu kalau tiba-tiba jadi begini," aku berusaha menjelaskan sejujur mungkin.

"Terus apa yang bisa kamu jelaskan sekarang? Adik saya sampai luka-luka dan pingsan begitu!"

"Sam, tenang. Papa harus ngomong sama kamu nanti.Ini masalah, penting.  Tak ada gunanya kamu memarahi mereka, mereka pun juga lelah butuh istirahat. Dan ini bukan salah mereka. Ayo kita pulang," ajak Om Ivan sambil berpamitan pada para guru dan juga aku serta anak-anak.

 Sam berusaha tenang dan akhirnya masuk ke mobil lalu pulang, walau sebelumnya dia sempat memperhatikan kami bertiga dengan tatapan was-was. Walaupun begitu, Carlo bernapas lega, setidaknya sekarang Sierra aman, mungkin begitu pikirnya (dan kakaknya pergi menghilang, jadi dia, aku, dan Javier tidak akan dijadikan caviar). Aku meninggalkan Carlo dan beranjak ke bangku di taman sekolah untuk beristirahat sejenak selagi menunggu jemputan. Javier yang sudah selesai dengan urusannya menurunkan barang dan mengambil barangnya sendiri, datang menghampiriku.

TFV Tetralogy [1] : Cerveau Bang (2012)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang