Chapter 8: MONKEY ATTACK

6K 511 25
                                    

CARLO



Entah hanya perasaanku saja, atau malam berjalan lebih cepat dari biasanya. Pada situasi normal, aku akan menganggap ini aneh dan supranatural sekali, tapi berhubung semua orang merasakan hal serupa, aku jadi cukup yakin kalau malam memang berlalu lebih cepat. Hal itulah yang membuatku terbangun jam lima pagi, duduk di samping jendela sambil memerhatikan anak kecil yang suka sekali nongkrong di dekat van kami sambil memerhatikan teman-temanku yang masih terlelap, berharap mereka segera bangun sehingga hari bisa kembali berlalu. 

Bukannya aku tidak mengharapkan hari ini, tapi rasanya mendadak berat saat aku harus tahu bahwa kami akan menghabisi siapa saja yang merencanakan hal-hal mengerikan pada salah satu teman kami. Lagipula, kami punya alasan kuat untuk melakukan ini. Seorang teman kami terbawa arus dan hilang, aku cukup yakin, anak-anak di van satunya tak bakal bisa tidur dengan nyenyak. Sekarang siapa yang bisa tenang kalau temanmu hilang dan tidak ditemukan? Tidakkah kalian merasa kita sudah harus menelepon polisi sekarang?

Tapi aku tidak terlalu memikirkan hal itu dulu. Yang penting, rencana berjalan lancar. Cepat atau lambat, Grisdane yang malang akan ditemukan kalau kami tetap pada rencana, dan saat hal itu terjadi, aku akan menghabisi siapapun oknum yang bertanggungjawab atas ini semua. 

Rupanya, setelah beberapa jam lewat berapa menit, aku melihat anak-anak mulai keluar dari van. Atas dasar itulah aku beranjak ke ranjang Sierra, membangunkan cewek manis yang rupanya masih mengantuk berat dan enggan untuk berpindah dari tempat tidurnya.

"Sudah, ayo bangun, susah banget disuruh bangun," kataku pada Sierra.

 Sepertinya kemarin karena tidur agak malam, dia jadi malas bangun. Pernah menjalani hubungan selama dua tahun membuatku tahu Sierra luar dalam (kurang lebih, cewek itu punya banyak sekali rahasia), karena itulah terkadang kakaknya yang seganas banteng suka memarahinya pagi-pagi. Tapi hari ini kita harus menjalani semuanya seperti biasa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. 

Ethan dan Javier sangat beruntung karena mereka berdua bisa bersantai ria di tempat tidur sementara kami harus bangun pagi dan mengikuti acara seperti biasa. Dan acara hari ini tidak ada bagus-bagusnya sama sekali, keliling hutan. Aku sudah menduga hari ini akan menjadi hari yang tidak bagus. Tapi demi penyelidikan ini, aku rela melakukannya. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku masih punya tanggungjawab terhadap Grisdane temanku yang menghilang. Sementara aku berusaha membangunkan dua cewek ini, dengan Callen yang sepertinya mengenakan penyumpal kuping, Ricco sudah selesai mandi dan sudah siap.

"Bro, lo mandi dulu dah. Biar gue yang ngebangunin mereka," kata Ricco sambil melemparkan handukku.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seorang cowok untuk mandi, karena modalnya hanya siram air, pakai sabun shampo, cuci muka, gosok gigi, dan dibilas dalam tujuh delapan kali siraman. Yang perlu kukenakan pun hanya baju kaos dan celana santai. Dibandingkan dengan cewek yang harus melepas baju pelan-pelan, lalu keramas, pakai shampoo ke rambut mereka yang rata-rata panjang, pakai sabun, gosok gigi, cuci muka, bilas semua, pakai baju, pakai celana, pakai lotion, pakai obat muka, sunblock, parfum, belum lagi yang hobi berias wajah, tentunya mereka akan butuh tambahan seperempat jam lagi untuk mengukir alis dan belum lagi riasan matanya. 

Tapi ternyata itu yang membuat cewek-cewek kadang tampak segar dan sedap dipandang. Berkat pemikiran inilah, kadang aku respek dengan mereka. Walau terkadang kami harus menunggu lama, tapi semua itu pada akhirnya terbayar lantaran kami bisa terpukau dengan penampilan mereka yang menarik. 

Pelajaran bagi para cowok: hargailah waktu cewek kalian. Bagi yang berpacaran, kalian harus tahu bahwa mereka berdandan seperti itu untuk terlihat cantik di depan kalian.

TFV Tetralogy [1] : Cerveau Bang (2012)Where stories live. Discover now