Chapter 4-INEPT

11.6K 629 49
                                    

CARLO INDIGO


Pagi itu aku meminta izin dengan mama sambil melewatkan sarapan tenang yang menyenangkan dengan beliau. Sebelum berangkat pun, aku sempat meninggalkan beberapa pesan bahwa aku sudah memesankan katering favoritnya selama satu minggu, sekaligus meminta mama Javier untuk menemani mama selagi anak-anaknya pergi trip. Jangan ditanya, itu karena papa kami pada sibuk bekerja sehingga anaknya lah yang harus menjaga mamanya. Tapi itu bukan masalah, karena hubunganku dengan mama selalu baik.

"Sudah kuduga, jam berangkat kita akan ditunda," kataku setelah aku sampai di sekolah dan bertemu dengan Ricco sambil meletakkan beberapa barang yang kami bawa.

Beberapa hari terakhir, aku dan Ricco memang agak dekat. Selain karena kami akan satu van nanti, alasan lainnya juga karena anak itu suka lengket denganku. Sebelum kalian mengira kami saling menyukai satu sama lain, aku akan jelaskan dengan bangga bahwa Ricco hanya meminta beberapa saran seputar kebugaran. Anak itu akhir-akhir ini gencar sekali membentuk badannya. Jadi, aku dan dia sering bertukar info. Dia bilang dia tidak bakal mendapatkannya dari Ethan atau Javier, karena mereka berdua lebih suka menyimpan rahasia badan bugar mereka untuk diri mereka sendiri. Bahkan dengan teman sendiri pun mereka enggan berbagi, jadi berhubung aku memang senang membagi tips kesana-kemari, aku yang bertugas membagikan ribuan tips untuk Ricco dan teman-temanku yang lain.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi para murid untuk berkumpul. Selain karena mereka memang telah menanti-nantikan waktu ini, juga karena kemungkinan besar mereka tak sabar untuk meninggalkan rumah dan berpesta dengan teman-teman mereka. Jauh di dekat bus, aku juga mendapati Ethan telah menunggu dengan yang lainnya.

Dilihat-lihat dari segi jasmani, badan cowok itu ternyata bertambah kekar. Apa dia akhir-akhir ini nge gym juga? Wah, bisa kalah nih aku yang notabene adalah trainernya. Tapi aku sedikit terharu melihat temanku itu niat lagi ke gym. Maksudku, niat dengan benar-benar niat, dan bukannya hanya diam di dalam sana sambil tebar pesona dan pamer otot ke seluruh penjuru gym, seperti yang biasa dilakukan orang-orang pada umumnya. 

Maksudku, ayolah, apa juga yang didapatkan dengan berlagak sok borju dan buang-buang uang untuk gym kalau hanya untuk cari bini atau pacar gelap. Sayang sekali duit dan member yang sudah dibikin dengan susah payah, mending diberikan pada orang-orang yang punya niat lebih besar. Lagipula, tidak elit sekali, tebar pesona di tempat publik semacam gym begitu. Tidak ada sisi romantisnya sama sekali.

"Yang lain mana?" tanya Ethan setelah aku menghampirinya.

"Mungkin masih pada beli minuman. Kita duluan aja,"jawabku sembari masuk ke dalam bus yang rupanya telah dipenuhi oleh hiruk pikuk anak-anak yang kelewat gembira.

Hampir lima belas menit kemudian, rombongan kami telah siap berangkat.

"Baik, anak-anak. Sekarang kita sudah berada di bus, kita hanya perlu berdoa sebelum berangkat, dan kita akan segera on the way dan have some fun!" teriak Mr.Will, sang ketua kamp dari pihak sekolah yang kelewat girang karena mungkin petisinya untuk bisa menjadi ketua kamp diterima juga setelah sekian lama gagal menjadi ketua panitia di setiap acara sekolah.

Malas mendengarkan ocehan Mr.Will seputar cara memasang sabuk pengaman di bus dan tips serta trik menyegel koper agak tidak dibobol orang asing, aku mengikuti jejak Ethan yang menyumpal kupingnya dengan headphone sembari melihat-lihat kontak BBM ku. Ricco dan Javier di sisi lain asik mengirim pesan beruntun pada beberapa cewek populer di sekolah. Gris sedang asik dengan majalah mode yang selalu dibawanya ke mana-mana sambil sesekali berbicara sendiri kalau Alexander McQueen kudu merekrut dia menjadi salah satu desainernya. 

Jay dan Pierre, seperti biasa, membicarakan sesuatu yang membuat mereka tertawa sendiri, tapi rupanya Callensy, cewek berambut merah (yang omong-omong kalau sedang di sekolah warna merahnya tak terlalu terang) yang akhir-akhir ini dekat dengan Sierra ikut tertawa bersama dua temanku barusan.

TFV Tetralogy [1] : Cerveau Bang (2012)Where stories live. Discover now