THREE

132 22 6
                                    

Kupikir tidur akan menenangkan pergulatan emosiku yang berlebihan di hari sebelumnya namun ternyata salah. Ketika aku terbangun, keringat memenuhi ku datang dengan sekumpulan ingatan yang menyerbu kepalaku. Dua orang pria bernama Thomas dan Aris dan seorang wanita bernama Teresa. Kami saling mengenal, duduk di sebuah meja, membicarakan tentang virus, sesuatu yang menyerang dunia. Menciptakan sejenis monster....

Itu yang aku tangkap sejauh ini.

Rencana konyol Thomas untuk memasukkan dirinya ke dalam uji coba untuk mengeluarkan para Glader. Ketidaksetujuan Teresa dan penolakan Aris. Mengapa aku hanya diam? Apakah sial aku sudah tahu aku jelas akan di masukkan ke labirin?

Aku menghela nafas, duduk di tempat tidur milik Newt. Ini tempat yang bagus, Tidak berisik, aman dan nyaman. Tidak sekotor yang di ekspektasi kan dari pria yang hidup sendiri. Lalu baunya, bau kamar miliknya seperti mint.

Ketukan di pintu membuatku kaget. Aku berdiri dan membuka pintu.

Alby berdiri di depan pintu dengan senyuman ramah yang tidak sesuai tempat, dia menodongkan pisau eh-memberikan pisau kepadaku. Aku mengambil nya dengan heran, pisau, kurang tepat, mungkin ini alat ukir.

"Kita akan mengukir namamu di the stone."

Aku sebagai newbie yang tidak tahu apapun hanya menerima alat itu, lalu segera menutup pintu kamar Newt sebelum mengikuti Alby. Kami berjalan jauh, hingga sampai ke bagian pinggiran Glade. Bagian dinding Maze dengan puluhan nama di atasnya, aku bisa melihat nama Alby, Newt, Gally, Winston, Chuck, beberapa nama asing seperti Alec dan Siggy.

Alby menyerahkan padaku palu dan meminta ku mengukir namaku. Aku melakukan nya, Mina. Apa arti namaku sih? Itu seperti bukan nama asliku. Di sisi namaku ada berapa nama yang tercoret. Satu hal, mereka jelas mati. Coretannya di sengaja dan itu banyak. Sekitar belasan nama.

"Mereka mati bukan?" Tanyaku, menatap nama-nama yang tercoret. Nick, George, beberapa nama yang sudah tidak terbaca juga ada.

"Ya... Mereka."

"Sekarang ayo kembali, cukup bersihkan dirimu tapi jangan ganti pakaian mu. Bekerja di Blood house tidak menjamin pakaian bersih." Alby tidak membahas lebih jauh. Nampaknya ada luka yang masih belum pulih.

.....

Dia tidak bercanda aku benar-benar di tempatkan di Bloodhouse. Bukankah terlalu brutal menempatkan newbie di rumah darah? Ini seharusnya menjadi penyiksaan mental.

"Jadi eh-pertama kita langsung saja ke pekerjaan utama. Ini berdasarkan hasil evaluasi ku, kebanyakan greenie gugur setelah melalui di level memberi makan ayam, domba." Winston berbicara dengan canggung. Dia terkekeh kecil mungkin mengingat orang-orang yang telah dia buat trauma. Betapa kejamnya dia.

"Itu akan menjadi hal mudah." Ucapku mendecakkan lidah, pasti memotong ternak. Itu seperti mutilasi bukan? Banyak darah, jaringan, organ. Membayangkan mengotori hoodieku dengan darah membuatku bergidik. "Apakah ada kaos tangan atau sesuatu?" Winston memberikanku sarung tangan plastik. Aku memakainya dengan cepat sebelum mengalihkan perhatian ku kembali ke Winston.

Aku menatapnya, dia menatapku.

"Demonstrasikan." Winston pulih, dia segera melakukan yang aku minta. Dia benar-benar belum terbiasa dengan perubahan mendadak karena aku adalah seorang perempuan.

Benar sekali, menjadi perempuan seorang diri bukan keinginanku.

Winston menyuruhku membantunya memegangi kaki ayam dan aku melakukan nya. Menjelaskan dengan gamblang bahwa aku hanya perlu memotong lehernya tepat di bawah jakun ayamnya. Dan ya memasukkan ayam itu ke dalam sebuah tong besar.

"Jadi bagaimana?" Dia bertanya soal perasaanku. Aku menatap kaos tanganku yang terpercik darah. Lalu menatap pakaianku.

Tidak ada noda.

"Aku baik-baik saja." Jawabku.

.....

Akhirnya hari itu aku berhasil memotong 5 ekor ayam. Lalu mencabuti bulu mereka itu pekerja berat. Sial sangat berat. Darah bukan masalahnya tapi mencabut bulu ayam-ayam itu adalah masalah lain. Itu melelahkan. Jari-jari malang ku tidak terbiasa dengan pekerjaan itu.

Saat jam makan siang tiba aku telah selesai membersihkan darah dari wajahku dan tanganku. Bajuku terpantau aman. Masih ada sisa-sisa bau darah dan itu menganggu nafsu makan ku. Aku duduk bersama para Slicers. Mereka tidak keberatan karena posisi mereka agak terpisah dari glader yang lain.

Dari pengamatanku selama bekerja bersama mereka aku telah mencatat beberapa nama baru. Di antaranya adalah Hank dan Dave. Sisanya tidak banyak, mereka mencoba berbicara denganku, untuk mengurangi rasa terikat yang tidak perlu aku diam.

Membalas seperlunya, mereka nampaknya sadar dan memutuskan untuk 'baik, urus dirimu sendiri kami tidak akan menolongmu.' itu lebih baik sejujurnya daripada perhatian acak karena aku adalah spesies baru di sini.

Mataku menangkap Newt yang menatap dia tersenyum kecil padaku. Aku membalasnya dengan anggukan ramah, dia banyak membantuku. Di antara glader lain dia yang memahami kurangnya respon ku. Dia tidak memaksaku berbicara lebih banyak.

Selesai dengan makan siang aku mengembalikan piringku, saat itu pula aku tidak sengaja mendengar seseorang memanggil frypan dengan Siggy. Rupanya Siggy adalah nama yang dimilikinya namun dia dijuluki Frypan oleh Glader lainnya.

Aku mendengus, seperti aku She-Bean, Winston berkomentar bahwa panggilan itu mungkin tidak akan hilang sampai Greenie lain datang. Aku harap hari itu datang lebih cepat, agar perhatian dariku berkurang.

......

Ketika malam hari tiba aku menemukan Newt memunguti beberapa barangnya. "Aku akan pindah. Haha Alby seperti nya tidak keberatan berbagi pondoknya." Dia berucap. Aku mengangguk mengerti. Dia mengunyah sesuatu di dalam mulutnya.

"Apa itu?" Aku bertanya. Menunjuk bibirnya.

"Ah, daun mint. Kau mau coba?" Dia memberikan ku segenggam daun mint. Aku menatapnya dengan heran.

"Ini tumbuh banyak di sekitar tembok. Rasanya cukup enak." Ucapnya.

Itu menjelaskan darimana asal muasal kamarnya berbau mint. Dia menyadari aku tidak meresponnya dan kembali berbicara.

"Winston memujimu. Katanya kau alami."

Aku terkikik, itu tidak benar. Aku tidak alami, aku mudah dalam mengamati dan meniru sesuatu. Aku suka benda tajam, darah seperti tidak asing bagiku. Aku mungkin pernah melakukan hal yang lebih buruk dari pada memotong nadi di leher seekor ayam.

"Itu tidak benar." Ucapku sebelum berbaring kelelahan.

Mengabaikan Newt yang baik hati dan nampak tidak berbahaya.

"Tutup pintu ketika kau pergi." Ucapku sebelum membiarkan mimpi buruk lainnya menari.

.....

Di buku nya emang aslinya pekerjaan pertama tu di Bloodhouse hehe mungkin supaya pekerjaan lain berasa ringan kali ya,,,,

Di buku nya emang aslinya pekerjaan pertama tu di Bloodhouse hehe mungkin supaya pekerjaan lain berasa ringan kali ya,,,,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝑻𝑯𝑬 𝑸𝑼𝑰𝑬𝑻 𝑮𝑰𝑹𝑳 - 𝑵𝑬𝑾𝑻 [𝑻𝑯𝑬 𝑴𝑨𝒁𝑬 𝑹𝑼𝑵𝑵𝑬𝑹]Where stories live. Discover now