Part 15

1K 76 2
                                    

"Ni dek liat papa dulu di Ranger." Teddy membawa putrinya ke museum Ranger

"Ini juga dek liat, papa banyak senjata, terus ini foto papa pas pelatihan, ini juga ada foto papa sama kakek." Teddy terus menunjukkan setiap sudut museumnya. Teddy ingin Kirana bangga memiliki papa seperti dirinya. Mengutamakan pendidikan dan mengejar cita-cita setinggi langit

"Dek jangan tidur dulu dong, ini papa belum selesai nunjukin semuanya" Teddy melihat mata putrinya sudah terpejam dan menuju alam mimpi

"Keturunan mamanya ni suka tidur mulu" Teddy membawa Kirana keluar ruangan dan bergabung bersama keluarganya yang sedang memasak

"Loh, mas kok cepet banget baliknya" tanya mama Teddysembari mengaduk kuah sup

"Ini anaknya tidur" Teddy menunjukan wajah Kirana

"Ya ampun molor terus, anak siapa kamu, hei?" goda Abel mencolek pipi Kirana

"Turunan mamanya ni pasti" goda Teddy pada Abel

"Engga ya, aku ga suka tidur"

"Pas hamil Kirana, kamu tidur mulu tau yang, selain suka makan manis, ya kerjaannya tidur terus" jawaban Teddy

"Ih kamu mah" Abel mencubit gemas lengan Teddy

"Aduh, papa di cubit dek" Teddy mengadu pada putrinya yang masih tertidur

"Biarin, anaknya ga liat" Abel mencium pipi Kirana



_______🤍🧸🤍_______




Memasuki usia 1 bulan Kirana, Teddy dan Abel sudah mulai rutin mengunjungi dokter anak

"Siapa ini yang datang? Lucu sekali pakai baju biru" dokter anak itu menyambut Teddy dan Abel

"Pagi dokter Dhani, Kirana mau diperiksa" Abel menyapa dokter Dhani

"Ini bagus ya bunda, berat badannya Kirana mulai naik secara bertahap" dokter Dhani mencatat berat badan Kirana di sebuah buku

"Sudah mulai bisa imunisasi 2 bulan kedepan ya" lanjutnya

"Oh ya dok, saya mau tanya. Untuk tindik bayi amannya di usia berapa ya?" Tanya Teddy

"Sedari dini sudah bisa, kalo bapak Teddy mau disini bisa dilakukan prosedur tindik. Ruangannya ada di lantai 1"

"Kalo sekarang aman kan dok?" Abel memastikan

"Aman bunda, nanti saya minta tolong perawatnya untuk sekalian diberikan 1 botol obat cair. Obatnya bisa dioleskan 2x sehari" dokter Dhani kembali mencatat nama obat yang dimaskud

"Baik dokter terima kasih banyak, Kirana pamit dulu" Abel melambaikan tangan Kirana kepada dokter Dhani

Setelah melakukan konsultasi, Teddy dan Kirana menuju ruangan yang dimaksud dokter Dhani untuk menindik telinga Kirana

"Sakit ga ya nanti?" Teddy mengelus telinga putrinya. Ia sebenarnya tidak tega jika melihat putrinya menangis karena tindikan

"Engga kok, Kirana kuat ya dek. Anak papa Teddy kok lemah" Abel berusaha menenangkan suaminya

Teddy dan Abel bergegas memasuki ruangan yang dimaksud dan bertemu dengan 1 perawat wanita

"Pagi bunda, ini dedeknya mau di tindik ya? atas nama Kirana Nadilia Wijaya?" Tanya perawat itu

POLAROID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang