56

15.9K 1.2K 99
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Ibu panti dan Bella sudah berada di depan gerbang besar nan megah milik keluarga Orlando. Sebelum ia berkunjung ke sini, ia terlebih dulu menghubungi Danita agar kunjungannya ini tidak terkesan mendadak dan juga bentuk kesopanan.

Satpam yang melihat kehadiran mereka berdua segera mendekat. Bertanya tentang urusannya berada di sini. Ibu panti segera menyerahkan kartu nama milik Danita.

Sedangkan Bella hanya menatap diam ke depan. Masih tak menyangka jika impiannya yang tercapai ternyata hanya sebatas mimpi saja. Bella jadi semakin optimis dengan impiannya. Mungkin mimpinya tadi adalah tanda-tanda keinginannya akan tercapai.

Gerbang besar nan megah itu akhirnya terbuka. Pemandangan luas terpampang nyata. Ekspresi ibu panti dan Bella sama sama menatap kagum pemandangan di depannya. Seumur hidup, ibu panti baru kali ini masuk ke kawasan mansion Orlando. Entah ia harus bersyukur atau tidak dengan adanya Bella, yang penting ia bisa merasakan sensasi mansion Orlando.

Bella memasang senyum sumringah. Bella semakin tidak sabar untuk menjadi bungsu keluarga Orlando. Ibu panti dan Bella mulai masuk ke dalam. Bella tak melunturkan senyumannya sedari tadi.

Tapi senyuman itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah bola melayang tepat ke arahnya.

DUKHHHHH!

Tepat mengenai kepala Bella sampai membuat dirinya terjatuh. Ibu panti sama terkejutnya dengan Bella. Ibu panti langsung mengecek keadaan Bella dengan perkataan penuh kekhawatiran.

Bibir Bella bergetar menandakan akan terdengar tangisan yang begitu memekikkan telinga setiap orang. Dari arah asal bola tersebut, terdengar langkah kaki seseorang mendekat, terkesan terburu-buru.

"Maaf, maafin Ervan," ucap Ervan dengan wajah yang sangat kentara sekali rasa penyesalan. Tadi karena terlalu bersemangat bermain bola dengan beberapa bodyguard, ia jadi menendang bola sekencang mungkin sampai bola tersebut berada jauh dari jangkauan bodyguard. Dan berakhir terkena seseorang.

"Huaaaaaaa sakittt," tangis Bella terdengar begitu nyaring. Rasa sakit dan kecewa menjadi satu. Bayangan hidup enak yang ia inginkan sedari tadi sudah hancur sirna. Baru juga masuk ke dalam kawasan mansion ini, sudah mendapat hal seperti ini. Sangat jauh dari ekspektasinya.

Memang ya jika orang udah berekspektasi tinggi, ujung-ujungnya pasti melesat jauh. Dan berakhir kecewa. Siklus kehidupan. Terbiasa untuk tidak apa-apa. Ihirrrr.

Tangan Bella memegangi sisi kepalanya yang terkena bola tersebut. Matanya tak berhenti meneteskan air mata tatkala rasa nyeri mulai muncul.

"Nak Ervan, tidak apa-apa," balas ibu panti dengan seulas senyum tipis.

"Eh, ibu panti? Ke sini?" tanya Ervan baru sadar jika dua orang itu adalah ibu panti yang hari itu, dan bersama anak yang tak ia kenali. Jika diingat kembali, bukannya anak ini adalah yang berlari ke ia dan keluarganya ya saat mau pulang?

Ervan [End🤎]Where stories live. Discover now