55

12.2K 1K 109
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Saat ini mobil yang berisikan Ian dan Ervan baru memasuki kawasan mansion. Mobil tersebut melaju sampai berhenti di depan mansion berpintu megah itu. Dapat dilihat jika Kenzie dan Gio berdiri di sana, menunggu kedatangan Ian dan Ervan. Kenapa begitu lama, padahal daripada Kenzie dan Gio, Ian dan Ervan lah  yang pulang terlebih dulu.

Setelah mobil itu berhenti. Pintu dibuka oleh bodyguard, Ian keluar terlebih dulu kemudian baru Ervan, sang pemeran utama kita.

Ervan langsung berjalan menuju Gio dan meraih tangan kekarnya, berdiri di belakang tubuhnya. Sambil memegang tangan Gio, Ervan sesekali mengintip raut muka Ian. Saat mata bulatnya bersitatap dengan mata tajam Ian, Ervan langsung menutupi pandangannya dengan lengan  Gio. Mencoba menghalangi pandangan Ian yang tertuju padanya.

"Kenapa?" tanya Kenzie dengan heran. Ian tak menjawab. Ia langsung masuk ke dalam mansion. Meninggalkan Gio, Kenzie dan Ervan yang masih berada di luar.

"Kenapa lagi?" tanya Gio dengan ekspresi datar. Lihat bukan, mereka sudah terlampu hafal, pasti Ervan membuat masalah lagi.

"Hehehe," ringis Ervan dengan tatapan lugunya.

Belum sempat Ervan menjawab, tiba-tiba sebuah mobil memasuki kawasan mansion. Mobil itu berhenti tepat di depan mereka bertiga. Dari pintu depan, keluarlah Ansel dengan sorot mata datar andalannya dan jas rapi yang masih melekat di badannya.

"Masih di luar?" tanya Ansel pada ke tiga adiknya. Ansel memberikan kunci mobil pada bodyguard, menyuruh bodyguard itu memarkirkan mobilnya di garasi. Langkah kaki Ansel mendekat pada Gio, ah bukan ke Gio, lebih tepatnya pada Ervan. Tangan Ansel terulur pada Ervan. "Ayo masuk," ajak Ansel pada Ervan.

Tatapan binar milik  Ervan mengarah pada Ansel. Dalam tatapan Ervan, Ansel seperti superhero baginya, karena menyelamatkannya dari pertanyaan kakak-kakaknya.

Tanpa banyak basa basi, Ervan menerima uluran tangan kakaknya. "Ayo," balas Ervan dengan semangat. Tanpa menjawab pertanyaan Gio, Ervan dan ansel melesat masuk ke dalam mansion. Dan pada akhirnya, Kenzie dan Gio ikut masuk ke dalam.










…….





Pagi ini langit tampak cerah secerah wajah Bella. Hari ini ia dan ibu panti akan berkunjung ke kediaman Orlando. Saat itu, ketika Bella mengetahui jika ia  mendapat undangan untuk pergi ke mansion Orlando, ia sangat senang. Bahkan Bella memamerkan senyum sombong pada teman-teman lainnya.

Dalam benak Bella, akhirnya keinginannya tercapai. Bella sangat optimis dengan rencananya. Sebentar lagi ia pasti akan diangkat menjadi bagian dari keluarga tersebut. Dengan memiliki banyak kakak, Bella pasti akan mendapat banyak kasih sayang. Ah ketampanan mereka tak perlu diragukan lagi. Bella merasa ia cukup pantas jika bersanding dengan keluarga Orlando. Dengan bermodal tampangnya, mereka pasti akan tunduk padanya. Lalu ia akan tinggal di mansion Orlando dengan kemewahan yang melimpah, dan selamat tinggal panti asuhan.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang