52

17.5K 1.2K 176
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Varrel berdiri dan bersedekap dada melihat Ervan yang kini sudah tak menangis lagi. Jelas, mommynya sudah pulang . Saat ini Freya tengah memangku Ervan dengan Ervan yang meminum susunya dengan tenang. Tadi siapa yang rewel? Kenapa sekarang begitu tenang.

Tak semua keluarga yang pulang karena masih ada urusan. Tapi mereka menanyakan keadaan Ervan lewat pesan di grup. Bisa dibayangkan grup yang selalu sepi, kini banyak pesan yang belum terbaca karena mereka yang tak bisa langsung pulang sama-sama menanyakan keadaan Ervan.

Axton, Freya, Ansel, dan Steve saja yang pulang. Yang lainnya terjebak dengan urusannya masing-masing. Tentu yang berada di sekolah belum bisa pulang.

"Bagaimana bisa jatuh?" tanya Axton dengan heran. Di antara keluarga yang berada di ruang tamu. Hanya Freya dan Ervan saja yang duduk. Sedangkan yang lainnya berdiri. Saat ini Freya membantu Ervan untuk meminum susunya dari gelas.

Ketika Freya sampai di mansion, tangisan Ervan belum mereda. Tapi setelah berada di dekapan Freya, tangisan Ervan sedikit demi sedikit mereda. Tak lupa wajah Ervan dielus-elus oleh tangan mommynya, diselingi kata-kata penenang dan juga terbesit nada khawatir.

Setelah itu Axton dan Steve datang bersamaan. Dan selanjutnya adalah Ansel.

"Sudah lebih baik?" tanya Steve pada Ervan yang kini masih fokus meminum susunya. Tangan Steve ia daratkan pada kepala Ervan, mengelusnya dengan pelan. Sedangkan Ervan hanya menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan Steve padanya. Tak dipungkiri jika Steve merasa khawatir juga pada adiknya.

Teringat sesuatu, Freya segera menempelkan punggung tangannya pada dahi Ervan. Ekspresi lega terlihat jelas di raut muka Freya ketika merasakan suhu tubuh Ervan yang sudah sedikit membaik. Takutnya setelah menangis tadi, suhu tubuh Ervan akan naik lagi. Ternyata tidak. Freya bersyukur akan hal itu.

"Jika tidak bisa menjaga, lebih baik kembali." Suara dingin Ansel menyapa telinga setiap orang. Perkataan itu tertuju pada Varrel. Sedari awal Ansel memang tak mempercayai Varrel untuk menjaga adiknya. Dan terbukti, Varrel benar-benar tidak becus.

Sedangkan dari sisi Varrel, tatapan dinginnya ia berikan pada Ansel. Ansel itu, selalu melontarkan kata-kata pedas dan menusuk hati. Ervan harus tau jika kakaknya itu menyeramkan.

Padahal Varrel sendiri juga seperti itu:’)

"Jadi? Ada yang bisa dijelaskan?" tanya Axton sekali lagi untuk mengetahui penyebab jatuhnya Ervan.

Akhirnya Varrel menceritakannya. Menceritakan tentang Ervan yang berniat mengagetkannya dan berakhir Ervan tersandung pinggiran sofa dan jatuh telungkup. Ervan yang mendengar itu seketika pipinya bersemu merah. Ia malu, sangat malu. Ingin rasanya Ervan mengulang waktu, jika bisa, ia akan tiduran saja di kamar. Berguling-guling di atas kasur dan menonton tv. Baru kali ini Ervan merasa malu dengan tingkah randomnya. Kenapa juga ia memikirkan rencana ini.

Ervan [End🤎]Where stories live. Discover now