46

16K 1.1K 18
                                    

Suasana mencekam menyelimuti kamar Ervan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana mencekam menyelimuti kamar Ervan. Berbagai pikiran melintas di benak mereka. Tatkala kata ‘bunuh’ terlontar di mulut Ervan. Apalagi dengan keadaan Ervan yang kembali menangis, membuktikan jika Ervan merasa takut dengan perkataannya tadi.

Mencurigakan! Padahal mereka bertanya tentang alasan Ervan membawa semua perlengkapannya, dan jawabannya sungguh di luar nalar. Tak pernah terpikirkan oleh mereka jika Ervan akan menyinggung tentang itu. Besar keinginan mereka untuk mengetahui alasan Ervan mengatakannya. Memang benar jika mereka pernah membunuh, tapi hanya pada seseorang yang mencari masalah pada mereka. Tak selalu mereka yang membunuh, biasanya mereka akan menyuruh bodyguard. Hanya pada musuh yang benar-benar membuat mereka geram, maka mereka sendiri yang melakukannya.

"Apa maksudnya?" Suara baritone milik Ansel menggema di dalam ruangan ini. Alisnya menukik tajam mendengar kata itu disebut, apalagi perkataan itu keluar dari mulut Ervan. Ia sensitif mendengarnya. Emosinya ketika membunuh seseorang kembali tersulut.

Begitu pula semua keluarga yang lain. Saling menatap dengan sorot mata penuh keheranan.

Kecuali Freya. Dibanding menanyakan secara bertubi-tubi pada Ervan yang masih menangis sesenggukan, ia lebih memilih untuk menenangkan Ervan dulu. Tangisan Ervan membuat semua orang turut merasakan kesedihan. Seorang anak yang biasanya menyebar virus kebahagiaan, kini menjadi seperti anak yang sedang berada di titik rapuhnya.

"Sudah lebih baik?" tanya Freya sembari tangannya mengelus-elus punggung Ervan dengan lembut. Ervan menyembunyikan wajahnya dalam pelukan hangat mommy nya. Pelukan erat dapat Freya rasakan, apa Ervan setakut itu? Apa ini ada hubungannya dengan kejadian pagi tadi? Sikap Ervan hari ini benar-benar bukan seperti Ervan yang biasanya. Jujur, ngeri juga melihat Ervan yang tak banyak tingkah.

Tangisan Ervan tidak sederas tadi, hanya menyisakan sesenggukan dengan tetap menyembunyikan wajahnya di pelukan Freya. Setia dengan posisinya, tak berubah sampai saat ini.

Axton dan ketiga kakak Ervan hanya diam menatap Ervan. Tak ikut menenangkannya, karena mereka tidak biasa menenangkan seorang anak kecil. Takutnya jika mereka ikut campur, tanpa sengaja mereka malah membuat tangisan Ervan semakin deras.

Ervan menggeleng kecil dalam pelukan  Freya. Mulut kecilnya menggumamkan kata ‘mommy’ yang ditujukan pada Freya. Ervan sedang mencari perlindungan. Hidup ini terlalu berat untuk Ervan yang masih tidak mengerti apa-apa.

"Tenang, mommy di sini," ucap Freya menenangkan Ervan. Tak jarang Freya menggumamkan kata-kata penenang untuk membuat Ervan tidak merasa sedih lagi.

Tak tahan melihat bungsu mereka sedih terus menerus, Megan mendekat pada Freya dan Ervan. "Sudah jangan menangis," hibur Megan dengan berdiri tepat di samping.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang