Chapter 48

68.6K 3.2K 189
                                    

HAPPY READING

***

"Kejar bray sebelum di ambil orang."

"Udah, dia aja yang jaga jarak terus."

Shandy yang mendengar dan melihat arah pandang Zevan pun paham, bagaimana tidak paham jika Zevan memang selalu secara terang-terangan mendekati Maudy.

"Sad Boy nya Lavegas nih."

"Diem Lo."

Joni berdiri dari duduknya, ia merentangkan tangannya. Para murid yang berada di kantin menatap aneh ke arah Joni.

"Arghhhhhh!" Teriaknya kemudian kembali duduk, menyantap baksonya dengan santai seperti tidak pernah melakukan apa-apa.

Joni menatap satu-persatu para sahabatnya karena mereka semua kecuali Shaka menatapnya heran. Mulut dengan penuh makanan, Joni berucap. "Apha?"

"Yeee curut."

Menelan makanannya. "Lo pada galau mulu. Si bos juga dari tadi diem bae."

"Gue yang ngga pernah direspon Misya aja masih strong boy."

Zevan melempar keripik kentang yang menjadi santapannya ke arah Joni. "Lo mah bukan manusia."

"Iya tau, gue kan bidadara."

Para inti Lavegas tertawa dengan celetukan Joni kecuali Shaka yang fokus memakan keripik kentangnya sambil menatap handphone.

Shaka melihat roam chat dengan Misya dulu. Misya begitu perhatian dulu, selalu menanyakan apapun saat tidak bertemu melewati chat walaupun tidak ada respon sama sekali dari dirinya.

Shandy menyadari jika Shaka yang hanya terdiam di saat yang lain sedang tertawa pun menatap yang lain. Seperti mengatakan 'kenapa dengan Shaka. Mereka berempat melempar tatapan bingung.

"Ada apa gerangan bos."

Shaka menatap Joni. "Gue dulu, keterlaluan banget ngga sih ke Misya?"

Pake nanya!

"Banget! Mala kebangetan." Celetuk Shandy. Dia tidak mengaca jika dirinya juga pernah memperlakukan Misya dengan buruk.

Yang lain menunggu tatapan tajam yang diberikan Shaka kepada Shandy, tetapi nihil. Shaka malah menghela napas panjang dengan kembali menatap handphonenya.

Seperti tadi. Mereka saling tatap dengan melempar tatapan bingung.
"Bidadara pusing co liat Lo pada."

"Si curut ngaku bidadara."

Joni berdiri. "Iri bilang pembantu." Berjalan ke arah meja sampingnya dan mengambil kecap. Siswi yang berada di tempat tersebut terkejut dengan kedatangan Joni secara tiba-tiba dan mencomot kecap di atas mejanya. "Minta ya beb." Kemudian berjalan ke arah bangku para sahabatnya meninggalkan siswi yang sudah tersenyum-senyum.

Gibran yang melihat itu tersenyum geli sambil menatap Joni yang baru saja datang dan menuangkan kecap ke bakso yang menjadi santapan Joni. "Lo apain co anak orang sampe merah tu pipinya."

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now