39

21.9K 1.5K 75
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Siang ini mansion begitu sepi. Semuanya sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Ervan tidak ada di mansion, ia bersekolah saat ini. Mengingat ekspresi bahagia Ervan ketika mengetahui dirinya akan masuk sekolah lagi, membuat ujung bibir Varrel naik.

Varrel saat ini berada di balkon kamarnya sembari menghembuskan asap rokok yang sedang ia nikmati saat ini. Tatapannya mengarah ke depan dengan datar. Hari ini ia tidak ke kantor perusahaan. Di sana sudah ada papanya yang memegang ahli perusahaan. Perusahaan mereka memiliki banyak cabang. Perusahaan turun temurun yang akan dilanjutkan oleh anak cucunya.

Biasanya Varrel akan ikut bekerja di sana, tapi sekarang tidak. Mungkin untuk kedepannya lagi ia tidak akan bekerja di perusahaan itu. Karena ia akan kembali ke luar negeri.

Di sana ia mempunyai tanggung jawab besar, ia memiliki perusahaan sendiri di sana. Pada dasarnya Varrel adalah orang yang gila kerja, ia mendirikan perusahaan sendiri seperti Ansel. Hanya saja perusahaannya berada di luar negeri. Tidak bisa ia tinggalkan seenaknya saja.

Jika tau di keluarga besar mereka akan kedatangan Ervan si bocah menggemaskan ini, mungkin Varrel tidak akan membangun perusahaan di sana. Mau bagaimana pun, Varrel harus turun tangan langsung.

Papa dan mamanya tidak ikut kembali. Mungkin kapan-kapan, tidak sekarang. Begitu pun dengan Steve. Ia kembali ke luar negeri karena ada urusan mendesak di perusahaannya.

Jika dulu ia dengan gampang pergi ke luar negeri, tapi sekarang entah kenapa terasa berat. Mungkin jika di sana ia tidak akan bertemu Ervan? Bisa jadi.

Adanya Ervan membuat Varrel cukup merasa senang. Ervan seperti penghilang rasa lelahnya, melihat tingkahnya saja sudah membuat Varrel terhibur dan membuat ia sejenak melupakan masalah perusahaan.

Ceklek!

Pintu terbuka, Varrel tidak menyadari itu karena ia sedang berada di balkon.

Yang membuka pintu itu adalah Megan. Megan masuk ke dalam kamar Varrel untuk membantu anaknya berkemas. Tidak melihat keberadaan Varrel, Megan berinisiatif beranjak ke balkon karena melihat pintu balkon yang terbuka. Sudah pasti anaknya berada di situ.

"Varrel," panggil Megan di ambang pintu.

Varrel segera mematikan rokoknya, membuang  rokok ke dalam asbak. Bangun dari duduknya dan segera menghampiri mamanya.

"Ayo mama bantu berkemas." Megan mengajak Varrel untuk segera berkemas. Varrel mengikuti langkah mamanya yang telah masuk terlebih dahulu.

Kini Megan melipat baju-baju Varrel dan memasukkannya ke dalam koper. Dan Varrel hanya melihat mamanya yang tengah mempersiapkan keperluannya.

"Jika sudah sampai, hubungi mama ya. Biar mama gak khawatir. Mama gak bisa pulang sekarang begitu pun dengan papa mu. Papa mu sedang membantu perusahaan di sini bersama Axton." Megan menasihati Varrel dengan tangannya yang lihai melipat semua baju hingga rapi dan tertata.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang