38

19.8K 1.4K 23
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Kita beralih ke suatu ruangan yang dipenuhi hiasan-hiasan anak kecil di setiap penjuru ruangan, harum khas bayi sangat melekat dalam ruangan itu. Jika suasana ruangan penyiksaan Nara begitu suram, dingin dan mencekam. Kini berbanding terbalik dengan  suasana di ruangan ini, yaitu kamar Ervan. Bungsu keluarga Orlando.

Begitu sunyi dan damai. Di dalam kamar itu terdapat Ervan yang masih tertidur lelap dengan neneknya yang berada tepat di sebelah tempat tidur Ervan. Mengusap lembut dahi Ervan supaya tidurnya semakin nyaman.

Posisi tidur Ervan memiring ke kanan, menghadap penuh ke Danita –nenek-, semakin mempermudah Danita untuk mengelus dan mengusap lembut dahi Ervan yang tertutup poni. Tak bosan-bosan Danita memandangi wajah Ervan yang saat ini sedang tertidur lelap. Polos dan lugu, menggambarkan raut muka Ervan yang sedang tertidur.

Saat Danita mengelus dahi Ervan dengan tenang, tiba-tiba Ervan menggeliat dalam tidurnya.

"Hmmpppp," gumam Ervan dalam tidurnya. Posisi tidur yang memiring tadi kini berganti posisi terlentang. Mulut mungil Ervan bergerak kecil menggumamkan sesuatu yang tidak jelas, kelopak matanya yang tertutup mulai mengerjap-erjap kecil. Danita mengira jika Ervan sudah bangun, maka dari itu ia mengajak Ervan berbicara.

"Sayang? Sudah bangun?" tanya Danita dengan nada lembut. Melihat kelopak mata itu berhenti mengerjap dan dengkuran halus kembali menyapa ruangan tersebut, sudah pasti Ervan masih tidur.

Danita tertawa lirih. Ia kira Ervan sudah bangun. Ternyata dugaannya salah. Ia memaklumi itu, karena Ervan baru saja kembali ke mansion. Dan pasti tidak nyaman jika tinggal bersama Nara selama itu.

Cukup lama menemani Ervan, Danita berinisiatif keluar dari ruangan itu. Ingin melihat keadaan anak serta cucunya. Sebelum itu ia meletakkan dua guling di samping Ervan.

Ervan yang merasa ada buntelan empuk di sampingnya segera memeluknya, posisi terlentang kini kembali ke posisi miring menghadap kanan. Kaki dan tangannya langsung memeluk guling super empuk itu. Mulut kecilnya menggigit-gigit guling itu karena merasa gemas dengan tekstur lembut nan empuk benda tersebut.

Tingkah Ervan itu mampu mengundang senyum tipis dari kedua belah bibir Danita. Ervan semenggemaskan ini, pantas anak dan cucunya saling merebutkan Ervan.

Puas menggigit-gigit guling itu, kini Ervan menumpukan  kepalanya di atas guling, menumpukan salah satu pipi chubby nya dengan mulut yang menganga kecil.

Sudah cukup! Jika Danita menikmati ekspresi menggemaskan Ervan terus, kapan ia akan keluar dari ruangan ini.

Danita semakin mendekat ke arah Ervan, mengambil selimut yang sempat ditendang Ervan saat tidur. Mulai menutupi sebagian tubuh Ervan, membuat Ervan tenggelam dalam selimut itu. Hanya kepalanya saja yang terlihat.

Ervan [End🤎]Where stories live. Discover now