Chapter 40

84K 4.3K 114
                                    

Udah part 40 aja nih, ga kerasa ya udah sejauh ini. Author mau ngucapin makasih banyak buat para readers yang udah setia sampai di part ini.

Oke sekian kata-kata dari author. And

HAPPY READING

***

Diruang kelas yang begitu mencengkam bagi para murid yang tidak menyukai pelajaran matematika. Karena sekarang, dikelas Misya terdapat guru yang mengajar mapel matematika peminatan yang sebagian besar para murid tidak menyukainya. Dan mapel matematika ini merupakan mapel terakhir dikelas Misya.

"Sekarang kalian menghafalkan sudut istimewa trigonometri tetapi menggunakan phi yaa." Ucap guru matematika tersebut.

Para murid mendengus kesal. Tetapi apa boleh buat, jika tidak menuruti pasti akan tambah parah lagi pembelajarannya. Tetapi tetap saja masih ada yang memprotes juga.

"Sampai berapa bu? satu phi kan bu?" Tanya salah satu murid.

"Sampai dua phi saja, dan saya kasih waktu 30 menit kemudian kalian maju satu persatu."

Haaaa!

Sebagian besar tidak terima dengan ucapan sang guru tersebut.

"Bisa pingsan saya bu." Ucap Maudy.

"Kebanyakan itu bu." Protes yang lain.

"Maju nya dipertemuan berikutnya aja ya bu." Protes Tania.

Guru tersebut menatap Tania. "Tidak. Pokoknya hari ini harus bisa. Baik, saya tinggal dan 30 menit lagi saya kembali ke kelas dan kalian harus siap." Ucap Guru tersebut kemudian berlalu begitu saja.

Misya? Bahkan dia sudah hafal sebelum guru tersebut menyuruh menghafalkannya. Karena dulu, saat dirinya menjadi Revaza, dia sudah pernah mendapatkan tugas tersebut dari sekolah yang ditempatinya dulu, dan mungkin sekarang hanya menguatkan ingatannya lagi.

Maudy yang tidak mendengar nada protes yang biasanya keluar dari mulut Misya jika mendapat tugas yang berat pun kini langsung menoleh ke arah Misya. Misya yang ditatap Maudy hanya menaikkan satu alisnya seperti berkata 'apa.

"Lo kok ngga protes si Sya."

"Gampang itu."

Tania yang mendengar pembicaraan mereka berdua dan saat Misya menjawab pertanyaan Maudy, Tania pun langsung memutarkan tubuhnya kebelakang melihat Misya karena tidak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Misya tadi.

"What!? Gampang?" Ucap Tania.

"Jangan keras-keras bego." Ucap Maudy sambil menutupi telinganya karena ulah Tania.

"Sorry neng." Jawab Tania sambil terkekeh kemudian kembali menatap Misya.

"Easy." Ucap Misya menatap Tania.

"Kok bisa sih, aneh banget."

Misya menghendikkan bahunya. "Kayaknya setelah amnesia otak gue yang awalnya di dengkul balik ke kepala deh."

"Bisa jadi tu." Jawab Tania.

Aurel yang tengah fokus menghafalkan pun tertawa saat mendengarkan jawaban dari Tania. Bisa-bisanya.

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now