35

21.5K 1.6K 49
                                    

Suasana mansion Orlando begitu suram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana mansion Orlando begitu suram. Meja makan yang biasanya ramai, kini begitu sunyi nan sepi. Hanya ada Freya, Megan dan Danita. Dan juga Aaron. Yang lainnya sedang menjalankan tugasnya. Kabar baik, lokasi kediaman Nara saat ini sudah ditemukan. Tidak membuang-buang waktu lagi. Axton, Ansel, Gio dan Ian langsung meluncur ke tempat itu bersama dengan beberapa bodyguard.

Orlando dengan segala kekuasaannya.

Sedangkan Aric, Varrel, Steve dan Kenzie pergi ke luar negeri untuk menangkap seseorang bernama Jack, musuh Varrel. Ternyata Jack memantau dirinya dari luar negeri dan memerintah bodyguard-bodyguardnya untuk menangkap Ervan. Mereka akan menangkapnya dengan segera, tindakan Jack membuat keluarga Orlando marah. Membuat Ervan merasa terancam. Sudah tidak termaafkan lagi.

"Sabar, sebentar lagi Ervan akan berkumpul  dengan kita lagi." Hibur Megan pada Freya yang kini menampilkan muka sedihnya. Tentu saja sedih. Beberapa menit tidak bersama dengan anak bungsunya membuat Freya rindu bukan kepalang. Kini hari sudah berganti dan Ervan belum kembali kepada mereka. Freya benar-benar sedih. Tak dipungkiri jika rasa kesalnya pada Nara sangat amat tinggi. Lihat saja setelah suami dan anak-anaknya membawa Nara ke hadapannya, ia akan menjambak, mencakar, menampar wanita bajingan itu. Camkan ini.

"Jangan khawatir, anak-anakku pasti akan membawa Ervan kembali dan membawa musuh-musuh itu." Aaron mulai angkat bicara.


"Hm, betul kata suamiku. Mereka pasti akan pulang dengan kabar gembira." Tambah Danita.

Freya tersenyum mendengarnya. Betul, suaminya dan kakak iparnya pasti berhasil. Semua orang yang telah menjauhkan Ervan dari keluarga Orlando pasti akan mendapatkan balasannya. Dan ia akan ikut andil untuk membalas perbuatan musuh-musuh itu, terutama Nara.

…….

Ervan duduk di depan toko kue. Setelah tadi ia memalak tiga anak yang ia temui, kini ia mulai berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan uang. Sekarang uang sudah lumayan banyak yang terkumpul. Dengan mengandalkan rasa kasihan dari orang-orang dan tentu saja didukung oleh tampang polosnya, membuat orang-orang tidak tega. Akhirnya mereka memberi uang kepada Ervan dengan diselingi kata-kata penyemangat.

Ervan duduk dengan menangkup kedua pipi chubby nya di atas kedua telapak tangannya. Menatap setiap orang yang berjalan di depannya. Ervan lelah, padahal hanya meminta-minta, tapi cukup melelahkan juga ya.

"Adek manis, kenapa di sini. Dimana orang tuamu?" Tanya seorang remaja perempuan yang habis keluar dari toko kue.

Ervan mendongak menatap perempuan tersebut. Seketika tatapannya terpaku, "Cantik." Gumam Ervan tanpa sadar.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang