30

23.6K 1.4K 12
                                    

Semua makanan telah tersaji

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua makanan telah tersaji. Freya dan Megan sudah berkumpul di ruang makan. Beberapa maid berdiri sedikit berjarak dengan para anggota keluarga, berjaga-jaga jika tuan maupun nyonya memerintahkan mereka.

Mereka fokus terhadap makanannya sendiri-sendiri. Ansel dan Varrel sesekali mengecek pekerjaannya lewat handphone. Ervan sendiri pun juga sibuk dengan makanannya meskipun sering kali lirikan matanya menatap ke setiap piring-piring keluarganya.

Bukan tanpa alasan, Ervan ingin menjadi yang pertama menyelesaikan makanannya. Jadi sedari tadi, setiap suapan, tatapannya langsung mengarah ke piring-piring keluarganya. Dan begitu seterusnya.

Dan tindakannya itu tidak luput dari tatapan keluarganya. Mereka hanya diam, membiarkan Ervan melakukan semaunya. Mereka tidak bisa menebak isi pikiran Ervan. Selalu di luar nalar.

"Pwunywa erwvan udwah habwis," ucap Ervan dengan keadaan mulut yang masih penuh dengan makanan.

Ian langsung sigap menuangkan minum untuk adiknya, takut nanti tiba-tiba adiknya tersedak.

"Telan dulu makanannya" Perintah Aaron dari ujung sana, Aaron menyesap kopi yang telah dibuatkan oleh menantunya.

"Pintar, anak mommy hebat sekali."  Puji Freya yang duduk sedikit jauh dari Ervan. Bagaimana mau duduk di dekat putra bungsunya jika kakak-kakak Ervan tidak ingin saling mengalah untuk duduk di sebelah Ervan.

"Hehehe."  Respon Ervan dengan tawa lirihnya.

"Tumben tadi Ervan bangun pagi sekali?" Tanya Megan.

Ervan tidak langsung menjawab, ia masih sibuk dengan minumannya. Setelah menghabiskan susu coklatnya, Ervan baru menjawab pertanyaan Megan.

"Iya ma, biar Ervan gak ketiduran lagi." Jawab Ervan dengan raut muka yang dibuat seserius mungkin. Pokoknya Ervan tidak boleh ketiduran lagi, ia kan juga ingin sekolah. Nanti Ervan ketinggalan pelajaran.

Steve yang berada di samping Ervan hanya diam mengelus lembut surai Ervan. Tidak repot-repot mengeluarkan suaranya untuk menimpali percakapan keluarganya. Biasanya saat makan seperti ini memang tidak pernah ada perbincangan sehangat ini, tapi sekarang semuanya sudah berbanding terbalik. Steve sudah terlalu biasa untuk menyimak.

"Apa yang kamu lakukan sejak jam tiga pagi tadi." Tanya Aric dengan tatapan datarnya mengarah ke Ervan.

Ervan mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke dagu berulang kali, matanya mengarah ke atas. Selayaknya orang yang sedang mengingat-ingat.

Ervan [End🤎]Where stories live. Discover now