Mobil yang ditumpangi oleh Varrel memasuki kawasan mansion. Varrel menghentikan mobilnya tepat di halaman depan pintu mansion yang begitu besar nan megah.
Varrel mematikan mesin mobilnya. Menoleh ke samping dimana Ervan yang sedang asik bermain game di handphonenya.
Dari dulu sampai sekarang Varrel tidak pernah sama sekali menginstall permainan di handphonenya. Bahkan ia pun tidak pernah membiarkan seseorang meminjam handphonenya.
Tapi untuk Ervan, itu semua tidak berlaku untuknya. Memang ia dan Ervan baru bertemu, tapi ia sudah menyayangi Ervan seperti adiknya sendiri. Dengan Ervan, ia merasa benar-benar menjadi seorang kakak. Karena adik kandungnya sama dinginnya dengannya. Mereka sudah dewasa.
Tingkah Ervan mampu menghipnotis dirinya. Mendengar jika adik dan saudaranya luluh dengan Ervan, ia semakin tertantang. Sebab ia tau sifat mereka itu seperti apa.
"Sudah sampai. " Ucap Varrel menyadarkan Ervan.
Mendengar ucapan Varrel, Ervan langsung menghentikan acara permainannya. Melihat-lihat sekitar, benar. Mereka sudah sampai. Kenapa ia tidak sadar.
Menyerahkan handphone yang ia pegang kepada Varrel dengan cengengesan. "Ini, terimakasih kakak. Nanti Ervan pinjam lagi ya. " Ucap Ervan dengan akhiran kata berisi permohonan.
Varrel menerima handphonenya. "Ervan tidak punya handphone? " Tanya Varrel. Karena tadi saat ia meminjamkan handphone miliknya ke Ervan, Ervan begitu senang sampai mempertanyakan berulang kali apakah benar ia dipinjami handphone oleh Varrel.
Ervan menggeleng dengan santai. Memang benar jika ia tidak punya handphone.
"Kenapa? Apakah mereka tidak membelikan mu handphone? " Tanya Varrel lagi. Apakah keluarganya bangkrut sampai tidak bisa membelikan Ervan handphone.
"Ervan sempat ditawarin, cuma Ervan gak mau. Soalnya Ervan gak bisa menggunakan handphone. Terus terus kata mereka Ervan juga masih kecil. Tidak boleh bermain handphone dulu. " Jawab Ervan. Memang benar, keluarganya melarang ia bermain handphone dengan alasan ia masih kecil.
Padahal niat mereka agar Ervan tidak terlalu fokus bermain handphone jika di mansion. Nanti Ervan lebih memperdulikan handphonenya dibanding mereka. Titik fokus Ervan akan teralih ke handphone. Dan mereka tidak suka itu.
Dan Ervan sempat ditawari untuk dibelikan handphone, tapi hanya untuk bermain game. Jika nanti ada pemberitahuan atau pengumuman dari sekolah Ervan. Freya yang akan mengetahuinya terlebih dahulu. Sebab Freya yang menanggung semua urusan Ervan. Baik urusan sekolah maupun di mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ervan [End🤎]
Teen Fiction[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Ervan. Seorang anak kecil laki laki yang polos dan penurut. Hidup penuh dengan penderitaan bahkan untuk...