AZ || ONE

45.8K 3.5K 89
                                    

Azello berlari ngos-ngosan karena dia sudah terlambat. Di depan matanya, pagar sekolahnya sudah hampir tertutup.

"Stop Pak! Jangan ditutup!"

Teriak Azello, entah tidak mendengar atau apa. Pria yang berprofesi menjadi satpam sekolahnya itu menutup pagar, benar-benar dikunci tepat ketika dia sudah berhasil menggapai pagar itu.

"Pak! Tolonglah, buka, cuma lewat beberapa detik doang."

"Nggak bisa, kamu sudah terlambat. Peraturan tetap peraturan."

Azello berdecak kesal, dia memajukan bibirnya. Pada hari pertamanya ke sekolah di malah terlambat karena salah jalan tadi. Dia salah menaiki bus, malah jalur yang berlawanan dari arah sekolahnya. Jadilah dia terlambat. Padahal Azello sudah susah-susah bangun pagi sekali agar tak terlambat.

"Bukain ya Pak, saya ini murid baru loh. Terus saya telat gara-gara salah naik bus."

Satpam berjanggut bernama Supri itu menatap Azello penuh penilaian. Dia sudah sering menemui siswa yang banyak alasan, lebih tepatnya juga ia sering kecolongan, dibohongi dengan alasan-alasan klise. Jika dilihat sepertinya anak di depannya ini tidak berbohong karena dia sama sekali belum pernah melihat anak ini dan baju yang digunakan juga masih baru.

"Kelas berapa?"

"Sepuluh... sepuluh-apa ya? Lupa hehe."

Supri menghela napas, lalu dia membuka gerbang sedikit agar Azello bisa masuk.

"Thanks pak jenggot subur."

Azello pergi dengan melambaikan tangannya.

"Akhirnya... eh gue kelas apa tadi lupa."

"Kamu yang lompat-lompat, kesini!"

Suara seorang pria paruh baya mengalihkan atensi Azello. Dia melompat-lompat karena ingin menggapai buah jambu yang ada di atas. Perhatiannya memang mudah teralihkan. Sepertinya ini adalah salah satu hari tersial dalam hidupnya.

"Apa, Pak?" tanya Azello ketika sudah mendekat.

"Kamu pasti terlambat kan? Ini juga, rambut pakai diwarnai segala, mau jadi apa kamu?" kata Ares, guru bimbingan konseling yang tengah berpatroli.

"Ya ampun Pak, ini emang rambut asli saya. No warna-warna, saya juga baru aja satu hari masuk, lupa dapet kelas apa."

"Siapa namamu?"

"Azello Chatra."

"Ikut Bapak."

Setelah memastikan Azello benar murid baru, Ares mengantar Azello ke kelasnya karena merasa bersalah sudah menuduh anak itu yang tidak-tidak. Disana juga ada catatan jika Azello memiliki darah barat sehingga warna rambutnya yang blonde agar sekolah tahu jika memang itu rambut aslinya dan tidak salah sangka karena peraturan sekolah yang tidak memperbolehkan siswanya mengecat rambut.

"Ini kelas kamu, Bapak pergi dulu."

"Makasih Pak Ares."

Azello menatap pintu kelas dengan papan bertuliskan 1-2 Science. Karena kebiasaan atau apa, Azello reflek menendang pintu di depannya.

Brak

Membuat seisi kelas terkejut. Dia hanya bisa menyengir menatap mereka.

"Ekhem, maaf Bu saya murid baru."

Sarah, guru kimia yang saat itu mengajar hanya bisa mengelus dadanya. Karena ini hari pertama muridnya itu masuk, dia mencoba maklum.

"Masuk, perkenalkan namamu."

AZELLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang