🪷27. Their Problems

7.7K 490 18
                                    

"Kalau boleh tahu kamu baru aja beli cincin?" tanya Gus Daiyan sembari menunjuk kotak cincin di depan meja rias

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau boleh tahu kamu baru aja beli cincin?" tanya Gus Daiyan sembari menunjuk kotak cincin di depan meja rias.

Ayesha diam sejenak. Lalu ia menatap pada arah telunjuk Gus Daiyan. Seketika itu juga, Ayesha memalingkan wajah.

"Itu titipan teman."

"Teman yang mana?" tanya Gus Daiyan lagi.

"Temen kuliah, namanya Eisha," jelas Ayesha tanpa ragu.

Gus Daiyan tak tahan dengan kebohongan Ayesha. Jadi, laki-laki itu mengambil HP-nya yang ada di nakas, kemudian menyodorkannya pada sang istri.

"Abyan, teman saya melihat kamu mengobrol serius dengan seorang laki-laki. Disitu juga terlihat jelas dia memberikan kamu cincin itu. Jadi, bisa kamu jelaskan?"

Tangan Ayesha mengeratkan pegangannya pada HP Gus Daiyan. Sesak di dadanya bertambah kuat. Ia menunduk, berusaha meredam tangis dan sesak yang berlomba-lomba menyiksanya. "Namanya Kai Frey Iden, dia teman SMA saya dan masa lalu saya."

Gus Daiyan mengangguk. "Ya, lalu?"

"Cukup sampai di sini," kata Ayesha agak tercekat.

Melihat kondisi istrinya yang tampak tidak baik-baik saja, Gus Daiyan tak kuasa mendesak untuk Ayesha segera bercerita. Walaupun ia ingin tahu secepatnya soal masa lalu Ayesha.

Gus Daiyan sedikit menggeser duduknya, tangan besarnya terulur untuk merengkuh sang istri. Tapi, diluar dugaan, Ayesha justru menepisnya.

"Ayeshaa," lirih Gus Daiyan agak terkejut dengan penolakan Ayesha.

"Biarkan saya sendiri."

"Saya harap kamu bisa secepatnya terbuka dengan masa lalu kamu. Karena ... mau sampai kapan disembunyikan?"

"Mas gak ngerti!" Sorot mata Ayesha menajam dengan bola mata yang berkaca-kaca. "Gak ngerti seberapa sakit dan capeknya saya lupain semuanya. Gak mudah, Mas ... ngeliat respon orang lain aja mereka ngeremehin masa lalu saya, bilangnya lebay dan segala macem."

"Saya gak gitu, saya gak bakal ngejudge kamu, Sayang."

"Please, stop it."

"Oke ... Mas ngerti."

"Semua orang pada awalnya bilang, 'iya gue ngerti keadaan lo dan bla bla bla.' Nyatanya mereka cuma penasaran bukan beneran peduli."

"Apakah dimata kamu ... saya seburuk itu?"

Ayesha diam dengan kepala tertunduk. Ia tak ingin bicara lebih banyak lagi, karena semakin ia banyak bicara, semakin meluap pula amarahnya.

Ekspresi Gus Daiyan tampak menyendu. "Maaf, saya hanya manusia biasa, Ayesha. Saya bukan Sang Pencipta yang memiliki segalanya. Saya cuma manusia yang pada dasarnya seringkali mengecewakan, karena memang manusia punya batasan. Beda dengan yang punya alam semesta ini."

AYESHA Where stories live. Discover now