🪷25. Happy

9.7K 519 12
                                    

⚠️Jangan lupa baca author note dibawah ya guys, aku ada pengumuman penting⚠️

⚠️Jangan lupa baca author note dibawah ya guys, aku ada pengumuman penting⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ayesha memasuki ruang perkuliahan dengan percaya diri. Perempuan itu seolah tak peduli dengan banyak mata yang mulai terlihat tertarik akan keberadaannya. Terlebih dua minggu lalu sempat ada berita soal Ayesha yang merupakan juara tingkat nasional yang dinikahi oleh seorang gus. Entah kenapa berita pernikahan itu baru mencuat baru-baru ini.

Tatapan Ayesha jatuh pada kursi di sebelah seorang perempuan dengan kerudung lebar berwarna pink. Ia tertarik, karena dari sekian banyak orang hanya perempuan berkerudung pink inilah yang tampak fokus memainkan HP.

Ketika sudah duduk, Ayesha tak sengaja melihat layar HP si perempuan di sebelahnya. Sesaat Ayesha merasa kagum, karena perempuan itu bukan sibuk scroll sosmed. Tapi, ia sibuk berdzikir dengan aplikasi tasbih.

Ayesha tidak mau mengganggu, jadi ia menyibukkan diri dengan memasang ear buds. Melihat perempuan di sampingnya yang sibuk berzikir, mendadak hati Ayesha tergerak untuk mulai murajaah hafalan. Kala suara murotal sudah memenuhi pendengarannya, Ayesha mulai mengikuti dengan suara pelan.

Sampai akhirnya dosen memasuki kelas. Ayesha mematikan audio murotal di HP-nya, perempuan di sampingnya pun berhenti berdzikir. Keduanya mulai fokus mendengarkan dosen di depan.

Dua puluh menit berlalu, dosen yang mengajar keluar kelas. Kali ini hanya perkenalan dan pembagian kelompok saja. Sehingga tidak full sampai 2 SKS.

"Kenalin, Kak aku Eisha," kata perempuan berkerudung pink di sebelahnya sembari mengulurkan tangan.

Ayesha balas menjabat tangan Eisha. "Saya Ayesha."

"Saya 20 tahun, kalau kamu?" tanya Ayesha memastikan.

"Ah, aku 21 tahun kebetulan sempet gapyear."

Ayesha terkekeh. "Wah, saya manggilnya harus kakak nih," canda Ayesha.

Eisha terkekeh. "Gak perlu."

Perhatian Eisha teralih pada penampilan Ayesha. "Maasya Allah, ya kamu berani bercadar. Aku pribadi bahkan masih belum sanggup."

"Alhamdulillah, saya mantapkan hati. Lagi pula hukum cadar sebagian ulama mengatakan sunnah. Setidaknya kan kamu sudah menutup aurat, bahkan maasya Allah mengenakan kerudung lebar bukan dililit ke leher."

Eisha mengangguk menyetujui, sampai sesaat ia teralihkan oleh notifikasi HP-nya. Perempuan itu memeriksa HP sebentar. Kemudian mendongak, menatap Ayesha lagi. "Maasya Allah, hari ini kebetulan saya mau ke kajian. Kira-kira kamu mau ikut gak?" tanya Eisha.

"Boleh, dong. Kebetulan hari ini memang jadwalnya saya ikut kajian."

"Maasya Allah ada jadwal kajian juga? Ayesha produktif banget, ya."

Ayesha tertawa. "Yang produktif bukan saya, tapi suami saya. Dia tuh yang buatin saya jadwal."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AYESHA Where stories live. Discover now