Chapter 23

108K 5.8K 150
                                    

HAPPY READING

***

"Mama!"

Misya menuruni tangga dengan seragam yang lengkap dipakenya dan tas yang sudah ada dalam gendongannya.

Misya kemudian berjalan kearah mamanya berada yaitu dapur.

"Jangan teriak - teriak napa." Ucap Rani.

"Mama kenapa ngga bangunin Misya si."

"Lah ini udah bangun nyatanya."

"Tapi kan udah jam segini Ma!"

"Halah biasanya juga jam segini santai-santai aja."

"Iya si."

"Tapikan mama seharusnya bangunin Misya dong. Biar siap-siapnya ngga buru-buru." Lanjutnya.

"Iya-iya, mama baru bangun juga makannya ngga bangunin kamu. Yaudah sini sarapan."

"Aku sarapan di sekolah aja ma." Ucap Misya sambil menyalami tangan mamanya kemudian pergi menuju garasi untuk mengambil motornya.

Misya tidak mau hampir telat seperti saat itu alhasil ia langsung bergegas berangkat tanpa menuruti perkataan mamanya untuk sarapan.

Suasana jalanan yang sangat padat akan kendaraan. Jam-jam segini memang selalu rame dengan orang - orang yang berangkat kerja dan juga anak-anak yang berangkat sekolah seperti dirinya.

Untungnya Misya menggunakan motor. Itu yang memudahkan dia untuk menerobos kerumunan yang padat itu.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Misya sampai di sekolah Banaspati. Kemudian memakirkan motornya.

Misya membuka helmnya dengan masih berada di atas motornya. Ia mengurai rambutnya yang lumayan panjang itu. Ia menyugar rambutnya kebelakang kemudian merapikannya.

Misya menuruni motornya dan berjalan ke arah kelasnya yang sialnya harus melewati inti Lavegas terlebih dulu.

"Cie masih suka sama si bos." Ucap Shandy saat Misya melewatinya.

Misya berhenti di tempat saat Shandy mengatakan hal tersebut. Ia melirik ke arah sumber suara. "Maksud Lo?"

"Gue kira Lo udah berubah Sya, ternyata masih sama. Ngelakuin hal murahan biar bisa dapetin orang yang Lo suka." Shandy memang memiliki mulut pedas dibandingkan yang lain.

Inti Lavegas yang berada di sana hanya Shandy, Zevan, Gibran, dan Joni. Arga? Entahlah akhir - akhir ini ia selalu disibukkan dengan urusan sekolah, karena ia merupakan ketua osis di sma Banaspati, dan sekarang jabatannya akan digantikan oleh adik kelasnya karena ia sudah kelas dua belas.

Misya menghela napas lelah. "Ga jelas Lo!" Sarkas Misya kemudian pergi meninggalkan inti Lavegas.

"Gue kira dia udah berubah."

"Iya mana kasian Ananya."

"Apa dia pura-pura berubah biar dapet perhatiannya Shaka?"

"Iya lah. Dia kan bucin parah sama Shaka."

"Kayaknya Ana bakal di bully secara terang-terangan lagi deh."

Misya mendengarkan itu semua. Ia menatap tajam satu-satu ke orang yang membicarakannya. Pagi-pagi sudah bikin emosi.

"Ngomong yang jelas. Ga usah bisik - bisik Lo pada."

Mereka yang tadinya membicarakan Misya kini tidak berani lagi apalagi menatap Misya yang menatap tajam ke mereka semua. Suara yang awalnya rame kini lenyap begitu saja.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang