Chapter 22

119K 6.6K 54
                                    


HAPPY READING

***

Hari sudah semakin gelap. Dan Al masih berada di kediaman keluarga Mahatama. Saat papanya Misya pulang, Al langsung diseret ke ruang tamu oleh papanya untuk diajak bermain catur. Dan kejadian itu sudah dua jam lalu.

Dan sudah hampir dua jam juga Misya hanya rebahan di kasurnya. Ia sudah merasa bosan alhasil ia memutuskan untuk keluar.

Saat Misya melewati ruang tamu yang seharusnya di tempati sang papa dan Al. Tetapi ia tidak melihat siapapun di ruang tamu. Apakah dirinya harus mencari keberadaan Al dan papanya? Entahlah ia malas hanya sekedar mencari mereka.

Alhasil Misya memutuskan untuk berkeliling komplek nya saja. Mamanya? Dia pergi ke butiknya karena katanya ada sedikit masalah di sana.

Misya mengelilingi kompleknya dengan menggunakan sepeda. Suasana komplek begitu sepi, karena perumahan di sini mayoritas yang menempati adalah orang-orang yang sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan perumahan disini sangat mewah tetapi sayang seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

***

"Franco Lo narik gerobak terus nyet." Kesal Bam.

"Nge lag bro."

Entahlah sekarang jaringan Galen terkendala akan sinyal. Biasanya tidak seperti ini.

"Woi nyet buru keatas. Gue di serang se rt nih." Panik Ares.

"Males, jauh. Gue di bawah ini. Darah Lo juga tinggal setetes. Tinggal meninggoy aja." Bam menggunakan hero mm bersama Galen yang menjadi tanknya.

Ares mengaktifkan mikrofon dan berkata. "Mage rotasi jangan maen brawl."

Disaat mereka sedang fokus dengan gamenya. Tiba-tiba ada suara yang sangat bising dari luar basecamp Tiger.

"Berisik banget di luar." Ujar Ares yang masih memainkan gamenya.

Kini suara di luar semakin kencang. Seperti kursi yang sengaja di jatuhkan, dan ada suara lemparan dari benda keras.

"Ga beres nih." Ucap Galen kemudian menyudahi gamenya dan berjalan keluar diikuti yang lainnya.

Cklek

Pintu di buka oleh Galen. Ia mendapati anggota Lavegas yang berjalan menjauh meninggalkan kondisi tempat yang sangat berantakan. Dan itu ulah Lavegas.

"Woi!" Bam berteriak. Dan membuat anggota Lavegas berhenti di tempat.

Anggota Tiger berjalan mendekat ke arah Lavegas. "Maksud Lo pada apa?"

Zevan yang awalnya di belakang Shandy. Kini melangkahkan kakinya ke depan Shandy. "Ini ngga sebanding sama yang di lakuin anggota lo."

"Ha?" Para anggota Tiger bingung dengan apa yang dikatakan Zevan.

"Yang jelas kalau ngomong."

"Gibran. Dia babak belur karena ulah geng Lo!"

Ares menghela napas kesal dengan tuduhan yang di lontarkan Zevan dan tak kalah kesalnya dengan anggota Tiger yang lain.

"Jangan asal nuduh kalau ngga ada bukti!" Ucap Ares menggebu.

"Kita nuduh kalian? Cih. Kurang kerjaan banget."

"Lah itu tau. Kurang kerjaan." Ucap Bam dengan menekan dua kalimat terakhir.

"Jelas-jelas Gibran bilang. Orang yang nyelakain dia pake jaket berlambang Tiger. Dan itu lambang geng kalian bego!!"

"Santai anjing gausah teriak-teriak!" Bam tidak terima dengan perkataan Shandy.

Galen masih bingung. Seperti ada seseorang yang mengadu domba antara mereka. Sudah dua kali gengnya mendapatkan tuduhan dari geng Lavegas. Tuduhan yang jelas-jelas tidak pernah mereka lakukan.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang