🪷22. Better

9.4K 549 15
                                    

Sesuai dengan nasehat Gus Daiyan, Ayesha berdoa dan minta pengarahan pada Sang Pencipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dengan nasehat Gus Daiyan, Ayesha berdoa dan minta pengarahan pada Sang Pencipta. Baiknya ia menerima jurusan PAI atau ikut tes jalur mandiri dengan pilihan jurusannya sendiri.

Awalnya sempat bimbang dan ragu, Ayesha juga tak pernah seserius itu dalam berdoa. Meski sedang berhalangan, Ayesha tetap dibangunkan dini hari menemani Gus Daiyan yang shalat tahajud. Ayesha sendiri banyak berdzikir saja dan berdoa.

Pagi ini di meja makan sudah tersaji hidangan sederhana berupa nasi goreng. Yang memasak tentu saja Ayesha, sedangkan Bi Juni diminta untuk mencuci pakaian saja hari ini.

"Sudah sejauh mana progress kamu?" tanya Gus Daiyan kala laki-laki itu menghabiskan sarapannya.

Ayesha masih mengunyah. Tampak berpikir sebentar. Setelah menelannya ia menatap Gus Daiyan lagi. "Progress makhorijul huruf?"

Gus Daiyan mengangguk. "Iya, Sayang."

"Alhamdulillah, udah lumayan sih. Bahkan akhir-akhir ini udah mulai masuk hafalan juz 30."

Senyum Gus Daiyan terukir lembut. Laki-laki itu merasa senang akan perubahan baik dari Ayesha. Dari mulai sikapnya lebih kalem, terlihat menghargai suami dan progress tahfidz-nya. "Maasya Allah, sudah hafal sampe surah mana?"

Ayesha meneguk air putih digelas sebentar. "Baru 3 surah yang saya hafal. Surah an-naba, an-naziat dan 'abasa. Tapi, itu pun bagian surah an-naziat masih setengahnya, panjang banget surah itu."

"Pelan-pelan aja hafalannya, kalau bisa sih sekalian kamu hafal nomor ayatnya. Jadi, begitu saya tes dan minta kamu bacain surah an-naba ayat 9 misalnya. Nah kamu bisa jawab."

Ayesha menggeleng sembari tertawa pelan. "Wah, saya belum bisa sampe sana. Susah banget seriusan."

"Oke gak apa-apa. Tapi, bagus dan tergolong cepet loh kamu hafalannya. Tiba-tiba udah hafal sampe 3 surah gitu. Mana  kamu mulai hafalan dari surah terpanjang di juz 30." Gus Daiyan menatap Ayesha dengan tangan bertopang pada dagu. Istrinya masih sibuk makan. "Kayaknya pas hafalan juz 1 juga kamu bakalan mulai dari surah al-baqarah deh."

Ayesha selesai makan. Ia menatap Gus Daiyan. "Gak tahu juga, lagian surah al-baqarah tuh surahnya lebih panjang dari an-naziat. Malah al-baqarah termasuk surah terpanjang di dalam al-qur'an kan. Seingat saya ada 286 ayat."

"Maasya Allah, rupanya kamu tahu."

Ayesha tersenyum bangga. "Tahulah, meskipun saya dulunya dikenal nakal, mama tetep berusaha ngajarin saya ngaji. Bahkan dulu seingat saya, mama pernah ngasih challenge hafalan juz 30. Tapi, yaa ... gitu cuma hafal sebentar terus blank deh gak hafal lagi."

Gus Daiyan terkekeh. "Ah, iya kadang saya lupa kalau kamu anaknya Ustadzah Halimah."

Ayesha mendengus. "Iya-iya, saya emang dulunya tomboy dan keliatan kayak bukan anak ustadzah. Tapi, meski penampilan saya begitu ... mama gak lepas kendali dan terus usaha membekali saya ilmu agama."

AYESHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang