13

34K 1.9K 4
                                    

Gio berjalan ke arah Ian dan Ervan dengan membawa minuman yang baru saja ia beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio berjalan ke arah Ian dan Ervan dengan membawa minuman yang baru saja ia beli. Menatap heran Ian yang menatap Ervan dengan sorot mata tajam nan dingin.

Sedangkan Ervan menundukkan kepala dengan bibir melengkung ke bawah. Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka. Padahal sebelum ia pergi membeli minuman, Ian dan Ervan saling menggenggam tangan dan tak pernah dilepaskan.

Gio menepuk pundak Ian. "Ada apa? " Tanya Gio.

Ian memejamkan matanya sejenak. Mencoba mengusir emosinya. Ia hanya kesal, jangan sampai emosinya ini membuat Ervan takut padanya.

Ian menoleh ke Gio. Menjelaskan apa yang terjadi. Gio mendengar penjelasan Ian dengan seksama. Pancaran mata yang tadinya penasaran sekarang menatap Ervan dengan datar. Pantas Ian emosi, Gio jika jadi Ian pasti juga marah.

"Ervan." Suara tegas Gio memanggil Ervan.

Ervan semakin menunduk dalam. Jika tau begini jadinya. Ervan pasti tidak akan memanggil dan berniatan menghampiri ibunya.

"Maaf, Ervan minta maaf. " Sesal Ervan dengan lirih. Menggenggam dengan kuat ujung kaosnya.

Bagus sekali, baru sehari tinggal di kediaman Orlando. Ervan sudah memancing emosi tiga bersaudara itu. Entah bagaimana kedepannya.

Ervan yang polos dan sedikit membangkang sementara tiga bersaudara yang emosian.

Ian mengubah emosinya menjadi kasihan melihat Ervan yang tertunduk dalam dengan mata berkaca-kaca. Menghampiri Ervan dan mengusap bahunya.

"Jangan diulangi lagi, atau kamu tidak boleh keluar mansion sama sekali. " Perintah Ian. Mengantisipasi agar Ervan tidak bertemu ibunya lagi. Bisa jadi kejadian ini terulang kembali tanpa sepengetahuan dirinya dan keluarganya. Ervan itu anak yang polos, terlalu gampang dikelabui.

"Ervan janji. " Ucap Ervan dengan mendongakkan kepala menatap Gio dan Ian.

Ian berdeham mengiyakan ucapan Ervan. Gio memberikan minuman untuk Ian dan Ervan. "Minum, setelah ini kita pulang. "

Ian dan Ervan menerima minuman tersebut. Sebelum itu Gio membukakan tutup botol milik Ervan supaya Ervan lebih mudah meminumnya.

.........

"Ya ampun kesayangan  mommy, akhirnya pulang. " Sambut Freya ketika Gio, Ian, dan Ervan sudah berada di depan pintu mansion.

Freya memeluk Ervan sambil memutar-mutar tubuhnya. Ervan tertawa riang dengan aksi mommynya itu.

Ian dan Gio terlampau biasa melihat tingkah mommynya yang berlebihan itu.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang