12

37.4K 2.5K 8
                                    

Dinginnya AC  di kamar Ervan bertambah dingin ketika Ansel menatap dirinya dengan sorot tajam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dinginnya AC  di kamar Ervan bertambah dingin ketika Ansel menatap dirinya dengan sorot tajam.

"Tidak bisa menjawab? " Sarkas Ansel. Ansel memperingati Ervan untuk kebaikannya. Ansel tidak suka anak yang membangkang, bukan dia saja. Seluruh keluarga besarnya juga tidak menyukainya.

"Bagaimana jika Ian ku beri tau? " Ancam Ansel supaya Ervan menjawab pertanyaannya. Dan terbukti. Ervan mendongakkan kepala dengan mata yang berkaca-kaca. Sepertinya ia menahan tangis sedari tadi.

"Jangan kak Ansel. Nanti kak Ian marah. Ervan minta maaf. " Ucap Ervan dengan tubuh yang bergetar menahan tangisan. Mengusap kedua matanya yang mulai berair.

Ansel hanya menatap datar Ervan. Sesekali Ervan harus diberi pelajaran karena aksi membakangnya itu. Ini masih ia yang mengetahuinya. Belum nanti mommy, daddy, Gio dan bahkan Ian.

"Kau kira aku juga tidak akan marah? " Ucap Ansel yang membuat tangisan Ervan pecah. Cukup membuat Ansel terkejut. Hey, dia bahkan tidak membentaknya.

"Huaaaa Ervan minta maaf, Ervan nyesel, Ervan anak nakal. " Tangis Ervan pecah. Ditatap tajam oleh Ansel dia sudah takut apalagi Ansel yang seperti memarahinya.

Ansel mendekat ke arah Ervan. Duduk di ranjang, bersebelahan dengan Ervan. Memeluk Ervan yang terisak. Padahal ia tidak membentak Ervan.

Mengusap-usap punggung Ervan. Ia tidak tau cara menenangkan seorang bocah yang menangis. Lagipula kenapa ia harus mengetahui hal itu, tidak ada gunanya. Tapi setelah ada Ervan di keluarga mereka. Ia pikir, cukup berguna juga.

"Sekarang tidur, jangan mengulanginya lagi, jika tidak ingin dihukum. " Ucap Ansel dengan bisikan di akhir katanya. Mendekatkan mulutnya ke telinga Ervan.

Ervan menggelengkan kepala. Ia takut dihukum. Apakah hukumannya persis seperti hukuman ibunya? Tidak diberi makan, diguyur dengan air, dan lain lain. Sepertinya hidup Ervan tidak jauh dari kata hukuman.

"Hm, tidur. " Perintah Ansel langsung dituruti oleh Ervan. Ansel menyelimuti Ervan yang sudah menutup matanya. Menunggu sebentar sampai Ervan benar-benar pulas. Melihat jam, sudah pukul 1 dini hari. Waktunya ia tidur. Meskipun besok minggu, tiada kata libur baginya. Entah hanya mengecek laporan, menandatangani berkas, rapat.

Ansel keluar dari kamar Ervan dan segera masuk ke dalam kamarnya.

............

Malam yang gelap gulita, tergantikan oleh pagi yang cerah. Sejuknya udara pagi menghiasi suasananya.

Mumpung masih pagi. Ian akan mengajak Ervan untuk lari bersama di taman deket mansionnya. Tapi masalahnya, Ervan belum bangun. Ervan masih asik dalam tidurnya.

Ervan [End🤎]Where stories live. Discover now