42. END

13.8K 1K 66
                                    

Jangan lupa vomen nya say^^

Happy reading guys..
..

Larut malam.

Suasana di tengah malam kian memanas tak kala sang pria mulai melucuti seluruh pakaian wanita di bawahnya sedikit demi sedikit. Menatap wajah merona sang istrinya dia menelan ludah dengan kasar.

Mencium bibir ranum istrinya, Theodor mulai melumatnya dengan rakus seakan dia ingin menelannya.

Ajeng tak tinggal diam, dalam keadaan setengah tak berdaya di bawah sapuan tangan besar Theodor, dia mengalungkan lengannya pada leher suaminya hingga jarak keduanya hanya tinggal beberapa senti.

Sampai kapasitas oksigen di tubuhnya habis, barulah ia melepas pagutannya.

Dengan napas terengah, Theodor menatapnya dengan dalam.

Tatapan mata yang saling mengunci seakan tak ada yang lain selain sang kekasih dalam pandangannya, membuat suasana kian merah jambu.

Entah itu cinta atau gairah.

Yang pasti suasana ambigu itu kembali berlanjut.

Cukup lama waktu berlalu.

Aroma kesenangan memenuhi ruangan,  suara lelah Ajeng sesekali terdengar memohon meminta untuk berhenti tapi tak di dengarkan. 

Semuanya terus berlanjut hingga fajar muncul di cakrawala.

...

Theodor mengendong Istrinya yang sudah tertidur kelelahan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket entah karena keringat atau karena hal lain.

Mengecup puncak kepala istrinya, dia menatap wajah tertidur Ajeng dengan senyuman.

Berpikir bahwa penantiannya selama ini membuahkan hasil.

Semua orang akhirnya tahu bahwa wanita dalam pelukannya adalah miliknya dan hanya akan menjadi miliknya, begitu pun dia yang hanya akan menjadi milik Ajeng selamanya.

Dengan pikiran yang bahagia, dia tertidur menyusul sang istri.

♥️♥️♥️

Keesokan paginya.

Theodor turun, berniat membawa sarapan untuk Ajeng yang masih tertidur lelap. Ketika melihat seluruh anggota keluarga berada di ruang keluarga.

Apalagi melihat tatapan tajam kakak iparnya, dan tatapan ibunya. Ia berpikir dalam hati 'Kampret, gue lupa.'

Dia betul-betul  lupa bahwa kemarin merupakan resepsi pernikahannya jadi pasti semua anggota keluarga ada di sini. Mengusap wajahnya canggung, dia menyapa semua orang dengan sepatah kata dan kemudian berlalu ke dapur.

Saking canggungnya, dia mengabaikan tatapan kedua putranya.

Nyonya Lyman yang melihat tubuh setengah telanjang putranya hanya bisa menggosok dahinya, sedangkan Tuan Lyman mengangguk pada Agra agar memakluminya bagaimana pun pemuda di depannya adalah keluarga dari pihak menantunya.

Agra sedikit mengangguk pada Tuan Lyman mengerti, mengalihkan tatapannya kembali pada keponakan kecilnya. Sedikit senyum melintas dalam tatapannya, mengelus surai lembut Zayyan dia bertanya “Azy, kangen sama om gak?"

Zayyan menatap sosok Theodor hingga menghilang di balik dinding. Dia mengangguk dengan senang kepada Agra “Azy kangen banget sama om, tapi kenapa om jarang ketemu sama Azy? Om udah enggak sayang Azy lagi yah?”

“Om kan enggak tinggal di sini, jadi gak bisa selalu ketemu Azy, tapi kan tiap malam kita videocall! Lagian mana mungkin Om enggak sayang Azy, Azy kan kesayangan om”

EXCUSE ME [END]] Where stories live. Discover now