30. Edisi Ngidam

14.9K 1K 34
                                    

Guys.. jangan lupa tinggalkan jejak.

Btw daku balik ada yang kangen Ajeng dkk enggak? Sorry yah baru bisa up.

Berhubung daku kepilih jadi anggota kpps jadinya beberapa minggu ini sibuk+ cape juga.

Jadi setelah sesi cape2 an daku memutuskan untuk healing sejenak dari semua kegiatan yang melelahkan otak. Yah termasuk ngedit cerita ini wkwk.

Happy reading Guys..
.
.

Dini hari Ajeng terbangun dan tak melihat keberadaan sang suami di sampingnya.

Perlu beberapa detik untuk dia mengingat bahwa semalam dia sendiri lah yang telah mengusir suaminya dari kamar karena marah.

Mengelus perutnya yang besar dengan pelan Ajeng bangkit dari kasurnya berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar milik putranya.

Dia sangat hapal seperti apa sifat Theodor. Mau sebanyak atau seluas apa pun tempat tinggal mereka, saat Theodor di usir dari kamar dia tak pernah tinggal di kamar yang jauh dari kamar tidur utama. Berhubung kamar putra mereka yang tepat berada di sebelahnya jadi pria itu selalu nebeng di sana, tak terkecuali malam ini.

Menatap wajah pulas dua pria kesayangannya dengan lembut, dia tak bisa menahan diri untuk mendesah saat melihat postur tubuh keduanya yang mirip seakan hasil salinan.

Enggak Daddy nya enggak anaknya, kalo tidur pasti cemberut.’

Dengan langkah pelan, Ajeng berjalan mendekat, mendudukkan tubuhnya di samping Theodor. Ajeng berniat melanjutkan tidurnya di samping sang suami, begitu Ajeng berbaring secara refleks Theodor langsung memeluknya, sudah menjadi kebiasaannya begitu Theodor mencium aroma sang istri maka dia akan langsung mendekatinya.

Theodor sudah seperti seekor kucing yang mencium ikan jika dengan Ajeng.

Jadi Ajeng kembali tertidur dalam pelukan suaminya yang begitu hangat untuknya.

Begitu Theodor bangun sesuai jam biasanya dia pikir dirinya tengah memeluk putranya, namun ketika melirik ke orang di sampingnya ternyata itu istrinya.

'Pantes, sensasinya beda!'

Seketika rasa manis membuncah di dadanya, Theodor tersenyum menatap wajah tidur istrinya.

Theodor tak bisa menahan untuk berbisik “Tau enggak bisa jauh dari Suami, pake acara ngusir segala jadi repot sendiri kan .."

Ajeng terusik. Melihatnya bergerak Theodor menenangkannya "Tidur lagi aja sayang!"

Theodor meninggalkan kamar sang putra sambil menggendong istrinya menuju kamar utama, meninggalkan putranya yang terbangun dalam linglung.

Zayyan hanya menatap kepergian Theodor dengan sayu, dalam keadaan setengah sadar dia bergumam “Kok Mommy ada di sini?”

Mengucek matanya, Zayyan pergi mencari bibi pembantu minta dibuatkan susu setelah seluruh nyawanya terkumpul. Berjalan dengan langkah kecilnya Zayyan ke dapur karena dia tahu bibi pasti sudah datang.

Tepat pada saat Theodor membaringkan Ajeng kembali ke kasurnya, wanita itu kembali bergerak. Namun kali ini sepertinya dia benar-benar terusik jadi Ajeng terbangun.

Memeluk leher Theodor dengan erat. Theodor yang tak siap hampir terjatuh ke arahnya. 

Untung Theodor dengan sigap menahan tubuhnya agar tak menimpa istri dan bayi mereka, terlambat sedikit tertindih sudah istri dan bayinya.

“Kenapa Sayang? Aku malah ngebanguni kamu yah, maaf sayang"

Ajeng menggeleng, dia menatap lirih suaminya “Beo ..”

EXCUSE ME [END]] Where stories live. Discover now