Chapter 12

130K 7.1K 58
                                    

HAPPY READING

***

Drtttt drtttt

Suara panggilan masuk mengganggu acara tidurnya Misya. "Siapa si." Kesalnya.

Misya bingung kala melihat nama yang tertera di handphonenya adalah mamanya. Ngapain jam dua pagi mamanya menelpon dirinya?

"Misya bukain pintunya, mama di depan." Suara teriakan mamanya saat ia sudah menekan tombol hijau ke atas.

Misya menjauhkan telinganya dari benda pipih itu. Takut jika mamanya berteriak lagi. "Iya ma." Balas Misya kemudian mematikan telepon sepihak.

"Mama panggilin dari tadi nggak nyaut. Di telpon juga baru di angkat." Omel Rani ketika sudah dibukakan pintu.

"Lagian jam segini." Bela Misya.

"Ohh jadi nggak suka lihat mamanya pulang cepet?" Ucap Rani.

"Terserah mama lah." Ucap Misya kemudian kembali menutup pintunya ketika sang mama sudah berada di dalam. "Biasanya pake kunci cadangan." Lanjutnya.

"Kalau ada juga mama nggak bakalan manggil kamu. Ketinggalan kuncinya." Sewot Rani.

"Loh papa mana ma kok nggak ikut." Heran Misya.

"Papa masih di luar kota. Kalau mama, udah kangen sama anak kesayangan mama jadi mama pulang aja. lagian udah nggak ada yang mama bisa bantu di sana." Jelas Rani sambil memeluk Misya.

"Prett."

"Gimana Shaka? Udah ketemu belum?" Tanya Penasaran Rani.

"Hm. Tapi aku mau ngomong sesuatu, tapi nggak ada papa, jadi tunggu papa pulang aja deh." Ucap Misya.

"Dua minggu lagi pulang." Beritahu Rani.

"Heh malah ngobrol. Sana tidur besok sekolah kamu." Ucap Rani karena baru menyadari jika anaknya besok masih sekolah.

Misya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya kemudian berjalan menuju kamarnya untuk melanjutkan tidurnya.

***

"PENGUMUMAN!"

seluruh siswa yang mendengar satu kata itu langsung memasang telinganya untuk mendengarkan kata selanjutnya.

"SELURUH SISWA DIHARAPKAN BERKUMPUL DILAPANGKAN KARENA AKAN DILAKSANAKAN UPACARA PAGI."

"UNTUK PENYAMBUTAN KEDATANGAN PEMILIK SEKOLAH."

Baru saja Misya memakirkan motor sportnya tapi sudah ada pengumuman untuk upacara saja.

Misya berjalan dengan santainya saat melewati gerombolan inti Lavegas.

"Kayaknya bener, Misya udah nggak suka sama lo." Ucap Zevan tertuju pada Shaka.

"Bagus deh." Balas Shaka dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Baru saja Misya menginjakkan kakinya di dalam kelas. Suara bising Tania membuat Misya memutarkan matanya.

"MISYAA!" Teriak Tania lalu menghadang Misya saat hampir sampai di bangkunya.

Misya mengangkat satu alisnya seperti mengatakan 'Apa.

"Ke uks yuk, mereka berdua di ajak pada nggak mau." Ucap Tania sambil melirik ke arah Aurel dan Maudy.

"Ogah." Tolak Misya.

Aurel dan Maudy tertawa saat melihat ekspresi Tania saat Misya menolaknya. Tania langsung mengerucutkan bibirnya.

TRANSMIGRASI REVAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang