Chapter 1 - It's Me! Queen of Childest :)

7.7K 45 22
                                    

Annyeong....

Hy chingu..aku datang lagi dengan ff terbaru.. Iseng sih bikinnya, tapi semoga kalian senang membacanya :) kritik, saran, dan vote.nya sangat ditunggu-tunggu.. Kalau banyak yang suka..ff ini akan aku lanjutkan..jadi jangan cuma baca aja yaa..tapi tinggalkan komentar juga :)

Gomawoyo buat semua yang udah mau nyempetin baca..dan mian kalo ff.nya masih jelek..masih dalam tahap belajar.. :)

Kamsahamnida..

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Akhirnya aku tiba di bandara. Kota ini begitu banyak berubah ternyata. Rasanya aku begitu asing sejak menginjakkan kakiku di sini. Yaa.. 8 tahun memang waktu yang cukup lama untuk aku meninggalkan kota ini. Dulu sepertinya aku dianggap tak berpengaruh sedikitpun , tapi sekarang aku bisa membuat mereka bangga padaku. Sejak aku meninggalkan Korea untuk pertukaran pelajar ke Amerika, banyak tawaran yang datang kepadaku. Mungkin wajahku yang oriental membuat mereka tertarik untuk menjadikanku model. Hmm... Awalnya aku juga tak tertarik dengan dunia itu, tetapi setelah lama berpikir dan semakin banyak yang mendesak, akhirnya aku mencobanya, aku pikir tak ada ruginya juga, hingga akhirnya aku tak pernah menyangka aku bisa seterkenal ini sekarang.

“Park Yu Rin..Park Yu Rin...!,” suara mereka terdengar begitu merdu di telingaku.

“Queen..Queen Yu Rin..!,” panggilan ini sepertinya yang membuatku semakin bersemangat untuk menyambut  mereka. Entah kenapa aku lebih suka dipanggil dengan sebutan Queen daripada Princess. Aku pikir Queen lebih berkuasa..heheee

“Hy...!!,’ sapaku dengan melambai-lambaikan tanganku pada mereka.

Aku berusaha tersenyum semanis mungkin dengan mereka. Tetapi aku memang tak bisa menyembunyikan kelelahanku setelah seharian berada di pesawat rasanya tubuhku sakit semua. Hanya beberapa jepretan foto dan tanda tangan yang bisa aku berikan kepada mereka. Aku ingin segera pulang dan bertemu dengan omma dan appa. Aku sangat merindukan mereka. Sejak aku melanjutkan study-ku di Amerika dan melanjutkan karier modelku di Jerman aku jarang sekali bertemu mereka. Hanya dua kali setahun mungkin, itu saja kalau mereka yang mendatangiku. O iya, aku juga merindukan oppaku, Park Jungsu. Hmm... pasti dia sangat kaget melihatku yang sekarang.  Aku ingin segera memeluk merekaaa...

“Omma.........appa...!!!,” aku berlari menghampiri mereka yang ternyata sudah menjemputku di depan bandara.

“Yu Riiiiiiinnn...!!,” teriak omma dan appa bersemangat. Mereka berdua memelukku erat.

Hangat, sangat hangat, lelahku yang tadi sangat terasa, begitu memeluk mereka sepertinya rasa lelahku hilang. Aku tak ingin melepaskan pelukan omma dan appa.

“Akh..omma..kau selalu saja menangis seperti ini saat bertemu denganku! Aku kan baik – baik saja omma...,” aku memeluknya lagi dan mencium pipinya.

“Omma terharu melihat kau pulang ke Korea, jangan pergi lagi yaaa, putriku yang cantik,” Appa mengusap kepalaku dan merangkul pundakku.

“Akh..Appa..Aku kan jadi malu dipuji cantik sama Appa kayak gitu..Aku masih belum bisa menyaingi cantiknya omma kok..,” ucapku girang.

Mereka tertawa. Aku pun juga ikut tertawa. Rasanya sudah lama sekali aku tak bercanda dan bermanja-manja seperti ini dengan mereka. Aku benar-benar merindukannya. Mungkin dulu aku memang pernah iri dengan Jungsu oppa, kau tahu Jungsu oppa selalu bisa membuat omma dan appa bangga. Dia tampan, keren, lucu, dan masih banyak pujian-pujian lain yang diberikan orang kepadanya. Sedangkan aku? Hmm.. mungkin mereka sangat membenci sifatku yang kekanak-kanakkan dan manja ini. Sempat aku sangat membenci omma dan appa ketika mereka memberikan kado piano di ulang tahun oppa, sedangkan di ulang tahunku mereka tak memberi kado apapun, bahkan mengingatnya saja pun tidak. Tapi ternyata oppa yang juga sangat kubenci waktu itu, mengingat ulang tahunku! Dia menghampiriku yang sedang menangis di kamar. Dia memelukku erat. Hangat. Sangat hangat, seperti pelukan omma dan appa. Dia tersenyum padaku , dan berkata “Menangislah sepuasmu..tapi untuk kali ini saja, dan jangan pernah kau menangis lagi,Yu Rin,menangis hanya membuatmu semakin lemah dan terluka,kau tahu,banyak orang yang kau sayang akan terluka jika melihatmu menangis seperti ini..”

Deg! Tiba-tiba jantungku serasa berhenti berdetak. Mendengar kalimat yang oppa katakana itu, dadaku benar-benar sesak, rasa bersalah merasuki diriku. Seketika itu juga tangisanku berhenti. Oppa tersenyum dan memberikan kado terindah untukku, sebuah kalung berliontin hati dengan foto kami sekeluarga terpampang di dalamnya. Oppa memasangkan kalung itu di leherku.

“Jaga itu baik-baik,Yu Rin!,’ oppa tersenyum dan meninggalkanku yang masih terpaku di tempatku semula. Aku terharu melihat oppa, maafkan aku oppa yang sempat membencimu, padahal kau begitu baik dan sayang padaku. Sejak saat itu aku berjanji tidak akan pernah menangis lagi. Aku gadis yang kuat, aku tak ingin membuat orang yang kusayang terluka melihatku menangis.

“Omma..aku sangat merindukan Jungsu oppa, aku ingin menemuinya, Omma,” ucapku ketika kami sudah berada di dalam mobil yang melaju cukup kencang menuju rumah kami.

“Kau bisa menemuinya besok, kalau oppamu tidak sedang ada jadwal manggung. Sekarang jadwal manggungnya sangat padat,Yu Rin..,” omma merapikan rambutku yang sedikit berantakan.

“Manggung? Oppa punya band?,” aku sedikit kaget dengan apa yang omma katakan itu.

Memang aku tak pernah tahu apa pekerjaan oppa sekarang. Mungkin tak pernah mau tahu juga. Bukannya aku tak sayang dengan oppa, tapi aku terlalu sibuk untuk mengingat hal-hal lain yang menurutku lebih diprioritaskan. Setelah masalah kuliahku yang baru saja selesai tahun ini, masalah model juga merupakan prioritas, apalagi sekarang aku juga merambah ke dunia perfilman dan drama. Yang aku tahu oppa adalah leader di timnya, dan kukira dia semacam leader di sebuah perusahaan.

“Memang kau tak pernah tahu tentang oppa.mu itu? Dia sangat terkenal di Korea,” appa menanggapi pertanyaanku.

“Kuraeyo (benarkah) ?”

“Sampai ke internasional juga...”

“Memang band oppa apa, Appa?”

“Super Junior,kau pernah mendengarnya?”

Super Junior? What? Oppa leader Super Junior? Jinjja? Aku benar-benar tak percaya mendengarnya. Teman-temanku di Jerman banyak sekali yang mengidolakan boyband asal Korea ini. Kata mereka, semua member punya wajah yang lumayan dan suara yang merdu. Yaa..tapi aku tak begitu peduli sih! Yang kutahu hanya nama Yesung dan Kyuhyun, anggota Super Junior yang punya suara paling merdu, aku tak pernah menyangka Jungsu oppa adalah leader mereka. Oppaku ternyata seterkenal itu yaaa.. Pasti semakin banyak orang yang mengelu-elukannya. Hmm... tapi sepertinya aku tak perlu iri lagi padanya. Apa yang kudapat sekarang, cukup membuatku bangga dengan diriku sendiri.

********************************************************************************************************

*pict : Park Yu Rin

U're My SupergirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang