Taman yang menjadi Saksi akhir bertemu

15 0 0
                                    

"Halo .. apakah ada orang ?"
"Haloo.. halooo..."

Panggilan terputus.

Seorang wanita yang beberapa bulan lalu lulus dari akademi Militer terlihat sibuk kembali dengan berkas-berkas di hadapannya setelah menerima telfon yang entah kenapa lawan bicara nya diam saja.

Tak lama, seorang wanita lain datang menghampiri.

"Bagaimana? Sudah dapat sertifikat kelulusannya?"

"Aduh, belum Ma!"

"Cari baik-baik, jangan marah-marah begitu"

Wanita lain itu tak lain adalah Mama, Nyonya di rumah ini.

Suara laci-laci terbuka-tertutup terdengar jelas. Mencari keberadaan map yang dimaksud.

Beberapa bulan yang lalu, ia berhasil lulus dari Akademi Militer darat dan udara.

"Aha! Ini dia!"

"Ruangan ini, apa---- apa kamu mau merubahnya?", Tanya Mama tanpa memalingkan wajahnya.

Diam.

Ruangan lengang sejenak.

Beberapa menit berlalu. Hanya dentingan jam yang terdengar.

Wanita muda yang sedang memasukkan map ke dalam tas jinjing akhirnya angkat suara sembari mengedikkan kedua bahunya.

"Tidak tahu, mungkin saja"

Mama mengangguk, masih betah melihat sambil membaca satu-persatu judul buku yang tersusun rapi di rak.

Sekali-kali ia bergumam dalam hati.

Ah, buku ini..

Melihat Mama nya masih sibuk menata buku-buku disana, ia bahkan merasa deja vu.

Deg...

Perasaan tak karuan itu muncul seketika, saat melihat Mama-nya memegang satu buku yang pastinya ia tahu itu buku apa.

Ia tidak suka perasaan ini, buang-buang waktu saja rasanya, segera palingkan wajahnya lalu pergi meninggalkan mama nya.

Ngomong-ngomong ia merasa sangat lapar, seingat nya belum ada makanan yang masuk sedikitpun ke lambung nya.

"Hem ini enak?"

Ia mengambil satu-dua biji creamy puff rasa blueberry dalam kulkas.

Teras belakang adalah tujuannya.

Menaruh tas jinjing di atas meja kecil samping tempat duduknya, yang nantinya akan ia tinggalkan, lantas menikmati makanannya.

Terlihat beberapa pekerja rumah berlalu-lalang disana.

Drrrtt...
Drrrtt...

Ponselnya berdering.

"Ya"

[Sudah? Jangan bilang belum kamu dapat?!]

"Yaaa!"

[Oke, on the way, sekitaran sepuluh menit-an sampai!]

"Oke!"

Masih menikmati potongan terakhir makanannya, sembari menikmati pandangan halaman serta taman yang luas dihadapannya.

Seharian ini ia hanya berkurung di kamar, membaca novel sampai lupa waktu.

Ruangan tadi adalah ruangan khusus buku-buku yang di baca dan di koleksi.

Tiada hari tanpa membaca buku.

Saking cintanya, masih ada puluhan buku yang di list-nya untuk dibaca. Hanya butuh mencari waktu yang tepat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LABIRIN PERASAANWhere stories live. Discover now