3

43.2K 2.9K 8
                                    

Saat ini Ian dan Ervan berada di dalam mobil dan sedang dalam perjalanan pulang ke mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Ian dan Ervan berada di dalam mobil dan sedang dalam perjalanan pulang ke mansion. Ya, mansion! Mansion Ian. Ervan sendiri sedang tidur di pangkuan  Ian. Menikmati elusan lembut di punggung dan rambutnya. Ervan tidak tau jika dia akan dibawa ke mansion.

Itu semua atas perintah tuan muda Ian Orlando. Memandang pemandangan di luar jendela dengan tatapan datar dan tangan yang senantiasa mengelus punggung Ervan.

Pikirannya melayang tentang kejadian dimana ia mendengar cerita Ervan jika ia di hadang preman dan uang hasil jualannya diambil secara paksa. Hal itu membuat Ian marah dan kasihan ketika mengingat perkataan Ervan jika dia takut dimarahi ibunya karena tidak membawa uang saat pulang dan tidak bisa mengganti uang yang harusnya di kasih ke bu Erni.

Jadi Ervan setiap selesai berjualan, uang yang dia hasilkan selalu ia setorkan ke bu Erni, selaku pemilik dagangan tersebut.

Dan sekarang Ervan tidur karena lelah dan menangis terlalu lama. Ian jadi penasaran, begitu beratkah kehidupan Ervan? Seharusnya anak anak seusia Ervan menikmati masa masa sekolah dan bermain dengan teman temannya, seperti dirinya.

Dimana orang tuanya? Kenapa Ervan yang bekerja. Jika orang tuanya tidak bisa membahagiakan Ervan, biar Ian dan keluarganya saja.

"Ekhem, tuan muda. Kita sudah sampai. " Ujar sopir.
"Ya." Balas Ian. Menundukkan kepala untuk melihat kondisi Ervan. Ternyata masih tidur. Mau tak mau Ian harus membangunkannya.

"Ervan, hei. " Panggil Ian. Sedikit mengguncangkan tubuh Ervan. Ervan yang mendapat guncangan, segera bangun. Mengucek-ngucek  matanya dan menguap. Masih dalam keadaan terkantuk-kantuk.

"Ayo turun, kita sudah sampai. " Ian memberitahu dengan nada bicara yang lembut. Sopir yang membuka pintu mendengar Ian berbicara tersebut tertegun, melihat sisi lembut Ian.

Akhirnya mereka turun, penjaga disekitar mansion menunduk ketika tuan muda mereka lewat. Ian tak menanggapi itu. Dia fokus kepada Ervan. Menuntun Ervan agar tidak tersandung ataupun terjatuh saat berjalan. Karena Ervan masih belum sepenuhnya sadar. Ervan menggenggam erat seragam Ian.

"Ervan duduk di sini dulu ya? Kakak mau ganti baju dulu. " Pamitnya ketika ia sudah mendudukkan Ervan di salah satu sofa yang berada di ruang tamu.

Ervan yang masih dalam keadaan mengantuk hanya merespon dengan menganggukkan kepala. Ian yang melihat respon tersebut segera pergi ke kamar.

Keadaan di ruang tamu begitu sepi. Daddy, mommy dan kakak kakak Ian tidak ada di rumah. Semua sibuk dengan kesibukannya masing masing.

Ervan yang merasakan betapa lembutnya sofa yang ia duduki segera berbaring dan kembali tidur. Tak berselang lama. Ian turun dari kamarnya. Melihat Ervan kembali tidur membuat ia gemas. Mengelus lembut pipi chubbynya. Lalu pergi ke dapur untuk menyuruh bibi menyiapkan minuman untuk Ervan.

"Tolong bawakan belanjaan saya di mobil. " Perintah seorang wanita kepada salah satu pengawal. Ketukan high heels yang beradu dengan lantai pertanda seseorang akan datang.

"Eh, siapa dia. " Ucap wanita tersebut terheran-heran. Anak maid siapa yang berani dibawa kemari. Wanita tersebut menghampiri Ervan
Dilihat - lihat anak ini menggemaskan juga. Pikir wanita itu dalam hati.

Saat akan membangunkan Ervan. Tiba tiba panggilan dari belakang membuat niatan untuk membangunkan Ervan gagal.

"Mommy. " Panggil Ian kepada mommynya. Ya, wanita tersebut mommynya. Freya Orlando. "Mommy sudah pulang? "

"Ya, mommy habis belanja. Siapa dia? " Ujar mommy dan bertanya tentang Ervan.

Ervan yang terganggu dengan percakapan Ian dan mommynya akhirnya bangun. "Emm, Kak Ian, " gumam Ervan sambil mengucek-ngucek matanya.

Ian yang merasa terpanggil segera menghampiri Ervan. "Ya, ada apa? Jika masih ngantuk kembali tidur. " Balas Ian dengan tangannya yang mengelus rambut Ervan.

Mommynya yang melihat sikap Ian kepada Ervan merasa tertegun. Jarang sekali Ian begitu akrab dengan orang lain. Biasanya cuek. Dan bersikap dingin kepada yang lain.

"Ekhem, Ian. Jelaskan. " Tuntut Mommy kepada anaknya, Ian.

Ian yang mendengar perkataan mommynya segera menjawab "Ini Ervan mom. Yang Ian kemarin ceritakan. Ervan, kenalin itu mommy kak Ian. "

Ervan yang sudah bangun dan kesadarannya sudah penuh segera menyapa mommynya Ian. Mengesampingkan keingintahuannya  sebenarnya dia ada dimana!

"H-ha-halo tante. " Sapa Ervan dengan terbata-bata. Merasa gugup apalagi tatapan mommynya Ian mengarah padanya.

Freya, mommynya Ian yang melihat tingkat Ervan merasa gemas. "Perkenalkan, saya mommynya Ian. Kamu Ervan? "

Ervan yang mendapatkan pertanyaan tersebut segera menganggukkan kepalanya dengan menunduk. Merasa tidak nyaman dengan suasana saat ini. Ervan menarik-narik ujung pakaian Ian dan segera membisikkan sesuatu.
"Kak Ian bawa Ervan kemana? Kenapa Ervan ada di sini? Kenapa tidak dibawa pulang? "

Ian yang mendengar bisikan tersebut segera menjawab. "Kamu di mansion kak Ian saat ini"

Ervan yang mendengar jawaban tersebut terkejut. Dengan mata berkaca-kaca Ervan memandang Ian.

Mommy yang melihat ketidaknyamanan Ervan segera menghampiri Ervan. "Hei tidak apa apa,  buat dirimu nyaman di sini. " Sapa mommy dengan mengulas senyum manisnya.

Ervan yang melihat itu secara perlahan mengurangi ketidaknyamanannya. "Iya tante, Terimakasih. " Balas Ervan dengan senyum lucunya. Mommy Ian yang tidak tahan dengan senyum Ervan yang menggemaskan itu segera mengelus pipi Ervan.

"Ervan menggemaskan sekali. Ian kamu ketemu dimana anak ini. Mommy suka. Sini peluk tante Ervan. " Celoteh Mommy dan segera memeluk Ervan. Ervan pun membalas pelukan mommy.

Ian melihat sifat berlebihan mommynya dengan tatapan datar. Kemarin siapa yang meragukan adiknya. Sekarang malah dipeluk erat.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang