17. Setuju! akhirnya resmi!

25.2K 1.4K 11
                                    

Melihat tampilan Theodor yang kejam, Ajeng tak takut dia masih berkata dengan tenang.

“Gue bakal setuju tapi Gue punya satu hal yang harus di perjelas dulu .. yaitu Gue benci pengkhianatan. Jadi kalo Lo sampai begitu Gue enggak segan-segan buat Lo menderita, enggak ada yang namanya kesempatan kedua juga. Dan Gue Jamin Lo enggak akan pernah bisa temui Gue ataupun Zayyan, gimana masih mau setuju? ..”

“Takut? ..”

Dia tahu banyak orang menjadi takut padanya, karena itu dia sengaja menahan aura Agresifnya selama ini di depan Ajeng.

Tapi sekarang karena sedikit percikan saja semua penyamarannya langsung hancur lebur. Ya, dia hanya orang gila yang bisa melakukan apa saja untuk apa yang dia inginkan.

“kenapa Gue harus takut? kita sama-sama makan nasi sama minum air ..”

“Terus kenapa kamu setuju? ..”

Theodor tak bisa memikirkan alasan selain karena Ajeng takut padanya. Melihat dia yang sebenarnya.

Satu hal yang dia tak tahu bahwa Ajeng tak pernah takut padanya, karena sudah sejak lama wanita itu tahu seperti apa dia sebenarnya.

“Gue tanya satu hal, apa yang bakal Lo laku in kalo Gue enggak setuju? ..”

Melihat Theodor diam tak menjawab, dia tahu mungkin otaknya itu sudah mulai memilih cara untuk mengurungnya.

“HAH, anggap aja kalo saat ini Gue lagi buat taruhan .. Gue bertaruh kalo Lo itu layak atau enggak buat di jadikan pasangan hidup .. Ah itu pun kalo Lo masih mau sama Gue sih! ..”

Sudut mulutnya tersenyum, tapi detik berikutnya dia membeku karena kata-kata Ajeng berikutnya.

“Dan Gue pikir-pikir lagi enggak ada ruginya juga buat Gue setuju, dan kalo keputusan Gue saat ini salah paling parah juga cuman kurang beruntung. Dan Gue bisa cari lagi yang baru ” lanjutnya.

Theodor menatap dalam pada wanita di hadapannya, melihatnya begitu tenang dan dia tak menunjukkan ketertarikan apa pun membuat Theodor mendengus kesal.

Karena entah kenapa dia merasa orang di depannya terlihat mirip dengannya tapi dia tak yakin di mana kemiripannya itu, hanya sesuatu yang sekelebat muncul di pikirannya sebelum kembali menghilang.

Seketika rasa kebahagiaan dalam tubuhnya memuncak namun Theodor masih berusaha terlihat tenang, dengan wajah tenang dia berkata “Kalo begitu sesuai rencana, kita bikin surat nikah besok! .”

Kali ini Ajeng langsung setuju tanpa bantahan karena menurutnya tak ada masalah dengan itu, juga karena dia sudah mengantuk.

“Jadi, bisa Lo geser dikit, gerah sumpah ..” Ucap Ajeng seraya mendorong Theodor menjauh.

“Ada AC sayang .. gerahnya di mana? ..” walau Theodor berkata  begitu dia masih menjauhkan tubuhnya dan membaringkan tubuhnya di samping Ajeng.

Ajeng berbaring namun setelah beberapa saat dia kembali membuka mata, karena seseorang memeluknya.

Merasakan elusan di punggungnya, walau nyaman dia tetap berkata “Belum sah Bro ..”

Terkekeh, Theodor mengecup keningnya, dengan suara yang riang gembira dia berkata “Besok juga sah, tidur udah malam ..”

Mencubit pinggang Theodor yang tanpa baju entah sejak kapan dan hanya menggunakan celana tidur “Loh masih tau belum sah, tapi kenapa masih icip-icip! .”

EXCUSE ME [END]] Where stories live. Discover now