16. Kesal

24.9K 1.4K 7
                                    

Ajeng tengah berbaring di kamar Zayyan setelah menidurkannya.

Dia tak berencana kembali ke kamarnya, karena sudah pasti pria itu ada di sana.

Hanya ada dua kamar di rumah ini, pada awalnya rumah ini di peruntukkan untuk penghuni tunggal dan bukan keluarga jadi Ajeng tak berencana pindah. Tapi kemudian dia hamil, berpikir bahwa dua kamar masih cukup untuk dia tinggali.

Tapi kehadiran Theodor membuatnya harus memikirkan kembali segalanya. Karena kehadiran pria itu tak pernah ada dalam rencananya.

Dalam seminggu ini mereka tinggal bersama menurutnya Theodor tak sedingin yang di ceritakan.

Malah pria itu terkesan cerewet dan lengket di matanya, apalagi kepada Zayyan dia tahu Theodor sangat menyayanginya.
Hanya saja bagaimana hubungan dia dan Theodor, dia sendiri tak tahu.

Karena baik dia dan Theodor tak ada yang mengatakan dengan jelas tentang hubungan mereka. Di matanya Theodor hanya ayah kandung Zayyan selain karena sesuai dengan pria idamannya tak ada rasa lain untuk pria itu.

“Hah ..” hanya helaan napas yang keluar memikirkan langkah apa yang akan dia buat.

Di kamar lain Theodor menunggu kedatangan Ajeng yang tak kunjung muncul, yang artinya wanita itu masih berniat mengabaikannya.

Jika di siang hari dia masih bisa tahan tapi sekarang dia tak berniat membiarkan wanita itu terus mengabaikannya.

Segera beranjak menuju kamar putranya, berencana membawa Ajeng kembali  ke sini.

Sudah beberapa malam terakhir ini setiap kali Theodor tidur selalu dengan Ajeng di pelukannya jadi saat ini tanpa memeluk Ajeng mana bisa Theodor tidur.

Jadi saat Ajeng kembali menghela napas, tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok pria yang sedang dia pikirkan.

Melihatnya berjalan semakin mendekat, Ajeng hanya menatap acuh sambil berbaring, tak ada niat untuk bangkit atau menyapanya.

Melihat wajah tenang Theodor, dia baru sadar karakteristik tokoh novel begitu memukau di matanya.

Selain wajah tampan dan bentuk tubuh yang sempurna, dia juga memiliki uang dan kekuasaan yang tak perlu di pertanyakan lagi.

Masih tak ter bayangkan pria seperti Theodor akan muncul di sampingnya. Namun saat dia berpikir pria seperti ini menjadi milik orang lain, entah kenapa dia merasa kesal.

Jadi saat Theodor duduk di samping Ajeng yang dia terima adalah tatapan kesal wanita itu. Dia yang tak mengerti kenapa Ajeng menjadi kesal hanya bisa bingung.

Dia pikir Ajeng masih marah padanya.

“Masih marah? ..”

“Enggak, siapa yang marah! .”

Ajeng memang sudah tak marah karena menurutnya itu tak berguna, hanya melihat Theodor saja dia sudah tahu bahwa pria ini pasti tak akan melepaskannya apalagi membiarkannya pergi dan menghilang seperti sebelumnya. Toh, nasi sudah jadi bubur, sekarang segala sudah berlalu dan dia hanya perlu bersiap untuk ke depannya.

Ada beberapa hal yang tak cocok di katakan di sini, jadi tanpa berkata langsung memeluk Ajeng dan berjalan ke kamar mereka.

Saat pantatnya menyentuh ranjang, Ajeng kembali berbaring di atas ranjang dengan Theodor yang mengukuhnya.

EXCUSE ME [END]] Where stories live. Discover now