🪷8. Ayesha and Her Heart

16.3K 822 7
                                    

Karena alasan gabut di rumah, terlebih program tahfidz yang diikuti Ayesha hanya dari hari Senin-Jumat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena alasan gabut di rumah, terlebih program tahfidz yang diikuti Ayesha hanya dari hari Senin-Jumat. Jadi, Ayesha memutuskan untuk keluar. Tepatnya menuju dojang.

Lama Ayesha diam menatapi bangunan dojang. Melihat bangunannya saja sudah membuat Ayesha bernostalgia pada momen-momen dimana ia masih aktif latihan dan ikut kejuaraan.

Ayesha menghela napas pendek. Sayangnya, akibat insiden 'itu' Ayesha diusir dari dojang. Perempuan itu rindu berlatih lagi, menggulingkan Jev atau Evan, saingannya saat berlatih.

"Udahlah, ngapain gue jadi sedih gini," gumam Ayesha. Perempuan itu akhirnya berbalik pergi. "Lagian ini perpisahan terakhir, mungkin gue bakalan pindah perguruan aja."

"Ayesha Nuha."

"Woy, Ayesha!"

Ayesha tidak budeg ataupun pikun untuk mendengar dan mengenali 2 suara berbeda itu. Ia bukan perempuan pengecut yang akan kabur begitu ketahuan. Justru ia berbalik menatap bergantian antara Pak Wildan dan Jev yang terlihat memakai kruk. Dua orang itu menghampiri Ayesha.

Senyum miring tercetak di wajah Jev. "Hoo ... pantes gak datang. Rupanya udah hijrah." Senyum Jev berganti menjadi meremehkan. Wajah Jev mendekat tepat di sisi telinga Ayesha seraya berbisik, "Ternyata lo secemen itu. Akui aja cewek emang selalu di bawah cowok."

Mendengar perkataan Jev yang kurang ajar merendahkannya. Ayesha menatap laki-laki itu tajam. Setelah Jev menjauhkan dirinya, hendak pergi. Tanpa perasaan dan ekspresi dingin Ayesha mengangkat sedikit gamisnya lantas menendang kruk Jev dengan tendangan yeop chagi. Tindakan mendadak tersebut membuat Jev kehilangan keseimbangan dan jatuh.

Ingatkan Ayesha untuk menahan kesabaran. Tapi, berhadapan dengan Jev. Emosinya tak bisa dikontrol. "Uhh ... kasian makanya jangan sok merendahkan, Jevan Anggara."

"Ayesha," tegur Pak Wildan. Laki-laki itu bergegas membantu Jev berdiri.

Tadinya Jev bahkan nyaris melayangkan kruk ke kepala Ayesha. Sayangnya perintah dari Pak Wildan membuat laki-laki itu urung melakukan dan memilih pergi memasuki dojang.

"Gak malu apa sama pakean lo yang spek ukhty bercadar gitu, tapi kelakuan masih kayak orang gak ada adab," sindir Jev dengan tatapan tajam, sebelum akhirnya ia masuk ke dojang.

Ayesha hendak menjawab lagi, tapi keburu dipotong oleh perkataan Pak Wildan. "Iya Ayesha, seharusnya kalau kamu niat hijrah itu jangan setengah-setengah. Perbaiki juga tingkah laku kamu."

"Bapak dan si Jev gila itu gak berhak ngatur. Toh saya ini yang hijrah. Lagian tahu apa bapak soal hijrah, bapak, si Jev gila dan saya bukannya kita bertiga beda keyakinan?" Ayesha tertawa. "Sudahlah, saya kesini cuma mau perpisahan."

"Kamu gak ada niatan untuk kembali?"

"Gak tertarik."

"Bahkan dengan 'hak istimewa' sekalipun?"

AYESHA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang