Part 1

206 1 0
                                    

Allahuakbar.. Allahuakbarr..

"Hoaaammm, emm? adzan ashar."
Aku terbangun dari tidur siangku, melihat sekeliling dan teringat bahwa aku sedang berada di rumah kakak ipar mamaku, Ibu.
Aku memanggilnya Ibu karena memang dia dipanggil begitu oleh anak-anaknya.

Aku dan kedua adikku sedang mengungsi disini, sebab orang tuaku sedang sibuk berkutik di rumah sakit, bukan karena mereka dokter atau bahkan bekerja disana, tapi karena mamaku jatuh sakit beberapa hari yang lalu, tepat di hari meninggalnya nenekku, alhasil membuat papa kerepotan mengurus mama di rumah sakit dan aku bertugas mengurus rumah serta adik-adik disini.

Aku duduk dan menyandarkan kepala di dinding kamar yang tepat berada di samping tempat tidur, menunggu adzan selesai berkumandang untuk segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat ashar.
Namun disaat aku baru ingin turun dari tempat tidur, tiba-tiba dering ponsel berbunyi. Ahh bukan ponselku..

"Hallo.. wa'alaikumussalam, ngopo Om?"
Suara Ibu menjawab telpon, sepertinya aku tahu siapa yang menelpon Ibu.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun.."
hanya itu yang bisa kudengar, setelah itu semuanya terasa hening.
Tidak, berisik. Kepalaku berisik.

Siapaa?

Siapa yang menelpon? Papa?

Innalillahi?

Innalillahi untuk siapa?

atas apa? siapa yang meninggal?

Berisik itu hilang seketika saat Ibu datang membuka pintu kamar dan menatapku.

Aku berdiri, menghampiri Ibu yang juga berjalan menghampiriku.
Beliau memelukku sangatt eratt, menangis sederas mungkin sembari terus mengulang perkataan yang sama. Kata-kata yang membuat aku lemah dan akhirnya juga menangis dipelukannya.

"Arshi kuat Nak.. Arshi anak yang kuat.."
Berkali-kali hanya itu kata yang kudengar di sela-sela tangis Ibu.

"Bu?"
Itu suara anak perempuan Ibu, satu-satunya anak perempuan Ibu yang berusia satu tahun lebih muda dariku dan baru saja terbangun dari tidurnya, Putry.

Putry datang menghampiri aku dan Ibu, kebingungan melihat kami yang sedang berpelukan dan menangis.

"Mbak Uti temenin adek Arshi-nya ya"
Ucap Ibu setelah melepas pelukannya dan mengusap air matanya.

Uti adalah panggilan Putry di rumah, dan kenapa aku dipanggil adek? karena memang mamaku anak bungsu, jadi aku adalah yang paling muda diantara sepupu-sepupu yang lain di silsilah keluarga mamaku.

Mbak Uti akhirnya membawaku untuk kembali duduk di tempat tidur, membiarkan aku menangis sejadi-jadinya dan berperang dengan pikiranku sendiri. Hingga akhirnya aku tersadar.

"Eh Mbak, Arshi ambil wudhu dulu ya, belum sholat ashar." Mbak Uti mengangguk dan membiarkan aku keluar kamar untuk mengambil wudhu.

Setelah selesai sholat, berdoa dan meluapkan segalanya ke Yang Maha Kuasa sembari menangis, kami semua pergi ke rumah Mamak.

Mamak adalah kakaknya mamaku, jadi mereka tiga bersaudara, anak pertama adalah Bapak, suaminya Ibu Putry tadi, anak kedua yaitu Mamak dan anak terakhir adalah Mamaku.

Kami ke rumah Mamak karena kebetulan rumahku berada tepat di sebelah rumah Mamak, dan katanya Mamaku akan dibawa kesana oleh ambulans rumah sakit.

Tapi sesampainya kami di rumah Mamak, tiba-tiba Papaku menelpon Ibu dan berkata bahwa Mamaku tidak bisa dibawa ke rumah, pihak rumah sakit yang akan mengurus semuanya sampai ke pemakamannya.

Mamaku meninggal di tahun 2021, seluruh dunia tahu bahwa tahun itu adalah tahun terberat kita menjalani hidup karena banyak virus mematikan yang tersebar hampir di seluruh dunia, salah satunya virus covid-19.

Dua hari yang lalu Mamaku sudah dicek dan hasilnya negatif, yang berarti beliau tidak terpapar virus covid-19 tersebut. Namun hari ini, pihak rumah sakit memperlakukan mayatnya sama seperti orang-orang yang meninggal karena virus covid-19, kami semua kecewa sebab tidak bisa melihat sosok Mamaku untuk terakhir kalinya.

"Kamu sempat ketemu Mama tadi pagi ya?" tanya Mamak saat kami tiba kembali di rumahnya setelah pemakaman Mama.

"Iya Mak," jawabku.

"Mama bilang apa?"

"Nggak ada, dia cuma diam."
Ya, beberapa hari terakhir Mama memang tidak banyak bicara, mungkin juga karena napasnya yang cukup susah untuk diatur.

Hai haii haiii..
Ada yang baca nggak nii? tinggalin jejakk dongg
btw ini ceritaa pertamaku, semoga pada suka yaa. Next nggak nii?

PerempuanWhere stories live. Discover now