🪷2. Ayesha's Sadness

18.5K 866 1
                                    

"Ayesha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayesha. Nak, ayo ikut doakan mama." Suara bernada lembut itu terlontar dari Farhan, Ayah Ayesha.

Ayesha Nuha, sosok perempuan berusia 19 tahun itu hanya diam termenung di tepi kasur. Telinganya mendengar apa yang dikatakan sang ayah. Sayang, bibirnya tetap tertutup rapat. Seolah memberi isyarat bahwa ia sedang tak ingin diajak bicara oleh siapapun.

Melihat keterdiaman Ayesha, dengan langkah pelan Farhan mendekati putrinya. Lantas mendudukkan diri di samping Ayesha. Tangan keriput Farhan terulur, menggapai tubuh sang putri. Memeluknya, mengusap-usap punggung putri tunggalnya dengan penuh kelembutan.

Mendapat kehangatan dari pelukan itu, membuat Ayesha merasa ada yang mengerti dirinya. Tak lama berselang satu persatu air mata Ayesha luruh. Sesak yang selama 12 jam sebelumnya terperangkap di dada. Saat ini mampu Ayesha keluarkan.

Ditengah isak tangisnya yang memilukan. Ayesha berkata lirih. "Ini salah Echa, Yah. Echa yang udah bikin mama begini."

"Ini udah jadi takdirnya, Ca. Jangan salahin diri kamu," kata Farhan dengan nada lembut yang menenangkan.

Ayesha melepaskan pelukannya. Perempuan dengan rambut hitam sepinggang itu menatap sang ayah lekat. Iris matanya yang coklat, masih terlihat merah dan berkaca-kaca. "Echa udah jadi anak durhaka, Yah," lirih Ayesha dengan air mata lagi-lagi mengalir. Perempuan itu langsung tertunduk.

Farhan mengusap puncak kepala Ayesha. "Gak, Ca. Ini memang sudah takdirnya. Takdir mama diambil sama Sang Pencipta."

Seminggu berlalu, Ayesha sudah lumayan bisa beraktivitas secara normal lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seminggu berlalu, Ayesha sudah lumayan bisa beraktivitas secara normal lagi. Pagi ini, perempuan berambut sepinggang yang baru saja selesai melaksanakan shalat subuh tiba-tiba dikejutkan oleh suara bedebum keras. Sontak, Ayesha yang masih mengenakan mukena buru-buru keluar.

Di pintu masuk ada sosok Farhan yang terjatuh. Dengan langkah cepat, Ayesha menghampiri sang ayah. Kemudian menuntunnya untuk duduk di kursi terdekat.

"Ayah kenapa? Sakit apa?" tanya Ayesha khawatir.

"Gak papa, Nak. Cuma nyeri persendian biasa."

"Sebentar, Yah. Ayesha ambilkan minum sama obat dulu."

AYESHA Where stories live. Discover now