42. Langit, Selamat jalan.

11.2K 1.1K 1K
                                    

halo😇

jawab ya👇🏻

spill inisial opet yang pernah nyakitin kamu😭😭😁

di vote dulu sayangkuu🫶🏻😏

pi riding🥰

•••

"Lutut akan sakit jika tangan hilang, karena tangan lah tumpuannya, sama dengan kita yang akan sakit kehilangan seseorang yang selalu menjadi tumpuan kita.."

~Biru~

•••

Malam hari, setelah selesai kelulusan, lelaki itu bergegas untuk pergi ke rumah sakit, rasa sakit pada hatinya kembali kambuh, berdua, ditemani biru di belakang boncengannya.

"Lang, lo kalau udah nggak bisa, gue aja yang nyetir takutnya lo kenapa-napa," khawatir lelaki itu pada sepupunya.

"Tenang gue mah kuat."

"Gimana gue bisa tenang oon, lo aja malah ngerintih kesakitan kayak gitu!" geplak Biru pada bahu Langit.

"Anjing jangan digeplak bego! udah sakit nambah sakit."

Biru terkekeh. "Kan! lo bilang sakit kan Lang, ya udah ayo gantian."

"Gak usah."

•••

Dalam malam yang gelap gulita, Senja belum berani pulang, takut jika ia kan tetap dipukuli oleh kedua orang tuanya. Dirinya tak bisa menjadi rangking satu dalam peringkat kelas 12 ini.

hingga sebuah dering telepon di ponselnya bergetar.  Ternyata Biru. "Senja! ke rumah sakit sekarang!"

"Rumah sakit mana? siapa yang sakit?"

"Gue udah kirim alamat lokasinya di chat, lo langsung ke sini sekarang."

"Siapa yang sakit Biru?!"

"Dateng aja cepet!"

"Gue otw."

"Rumah sakit ini.. gue pernah ke situ." Di taksi, Senja terus memikirkan siapa yang sakit, siapa yang membuat Biru se-khawatir itu, hingga cepat-cepat menghubunginya, dengan tergesa-tergesa. "Jangan bilang.."

"Jangan, jangan dulu, please... "

"Jangan bawa Belalangnya Senja tidur dulu, Senja belum denger dia pamit."

Senja sudah mengetahui jika kekasihnya mempunyai penyakit berat, gagal hati. Dia bukan gadis yang polos, yang tak mengerti apa pun, yang tak tahu kondisi pacarnya. Senja tahu bukan dari seseorang, bukan dari Reygan yang memang sahabat paling dekat dengan Langit. Melainkan, saat dirinya check up di rumah sakit ini, dia melihat kekasihnya, Langit. Mendengar perbicangan yang mereka obrolkan, menahan rasa sakit di dada yang sudah bergemuruh, menyeruak ingin menangis, menumpahkan segala ke bodohannya. Pacarnya, kuat. Seperti ksatria.

Dari situ, dia berubah menjadi sosok yang lebih periang, agar waktu itu bisa menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Dia tidak akan pernah menyesal telah menjadi bagian warna pelangi, dan menjadikan Langit sebagian warna juga dalam hidupnya.

"Siapa yang sakit, Ru, jawab?" dari kejauhan Senja melontarkan pertanyaan itu.

Biru melihat gadis di depannya, Baju yang basah sebab terkena hujan saat keluar dari taksi, napas yang tercengat, dan tangan yang masih jadi tumpuan di lutut kakinya. "Lutut akan sakit jika tangan hilang, karena tangan lah tumpuannya, sama dengan kita yang akan sakit kehilangan seseorang yang selalu menjadi tumpuan kita.."

AZZAMOZZA [terbit]Where stories live. Discover now