Prelude

20 3 2
                                    

Malam hari di fasilitas pembangkit listrik, dimana reaktor nuklir tetap bekerja disaat kebanyakan orang masih tertidur pulas

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Malam hari di fasilitas pembangkit listrik, dimana reaktor nuklir tetap bekerja disaat kebanyakan orang masih tertidur pulas. Pada saat itu sekitar jam tiga pagi, di ruang kontrol pusat, para staff sedang sibuk dengan pekerjaan mereka, tiba-tiba alarm peringatan berbunyi, salah satu reaktor mengalami overheat sehingga perlu didinginkan. Turbin diaktifkan untuk mendinginkan reaktor tersebut, namun sayangnya tidak mendapat hasil yang sesuai, secara mendadak turbin tersebut mati akibat kekurangan daya.

Tiba-tiba lampu di ruangan itu berkedip, pertanda akan kekurangan daya listrik, kemudian salah satu petugas berlari memasuki ruangan.
"Pak! Terjadi kekurangan daya listrik! Proses pendinginan reaktor nomer enam terhenti!" ucap petugas itu.
"Gunakan energi cadangan! Aktifkan reaktor tiga, empat dan lima!" balas Kepala Teknisi.
"Tidak bisa pak, ketiga reaktor itu belum sepenuhnya didinginkan! Jika memaksa maka-"
"Saya bilang aktifkan, ingat saya pemimpin disini. Saya yang berwenang disini, saya tidak mau karir saya hancur jika harus terjadi pemadaman listrik, apa kata Direktur nanti!? Hah!? Ingat ini, pembangkit listrik ini, kita adalah yang terkuat diseluruh Ruthenia! Apa kamu mau, reputasi kita hancur karena masalah sepele!?" Ketua Teknisi marah.
"B-b-baik pak." Petugas itu pasrah, kemudian memerintahkan staff lainnya untuk mengaktifkan reaktor yang di-inginkan.

Ketiga reaktor yang belum sepenuhnya dingin kembali aktif, mengeluarkan suara mendengung, kekurangan daya berhasil teratasi, lampu ruangan tidak lagi berkelap-kelip. Turbin menyala lagi, kembali memompa air menuju reaktor nomor enam, seluruh kru merasa lega usai alarm peringatan berhenti berbunyi. Masalah berhasil teratasi berkat keputusan Kepala Teknisi.
"Nah kan! Apa saya bilang? Masalah teratasi berkat kebijakan saya, ini membuktikan bahwa saya lah yang berwenang disini! Kau harus belajar dari itu bawahan!" Kepala Teknisi berlagak sombong.
"S-saya akui anda memang hebat, pak." ucap petugas itu terbata-bata seolah tak percaya.
"Sadar diri juga, yasudah kembali bekerja!" tegasnya.
"Baik pak, laksanakan." petugas itu keluar dari ruangan sambil menundukkan kepala.

Situasi sudah kondusif, para staff bisa kembali santai sembari rileks melepas rasa tegang. Satu jam berlalu, disaat semuanya sedang beristirahat, alarm peringatan mendadak berbunyi, kali ini bukan hanya di ruang kontrol melainkan seluruh bagian pembangkit listrik. Suara alarm mengejutkan seisi fasilitas, seluruh petugas lari berhamburan untuk melakukan tindakan darurat.
Seorang petugas yang sama berlari ke ruang kontrol, mengetuk pintu tiga kali kemudian langsung masuk.
"Pak! Terjadi mati daya mendadak dari reaktor nomor tiga, empat dan lima!" ujarnya.
"Mengapa bisa begitu!?" ucap Ketua Teknisi tak percaya.
"Diketahui mati daya terjadi akibat suhu panas yang terlalu tinggi, pak! Apa yang harus kita lakukan?"
"Hmmm, nyalakan reaktor nomor enam!"
"T-tapi pak, reaktor itu baru saja didinginkan!"
"Pak! Reaktor nomor satu, dua, dan enam telah diaktifkan!" ujar salah satu kru.
"Bukankah itu beresiko!?" sahut petugas.
"Diam kau! Kau ini anggota baru, jangan mengeyel!" teriak Ketua Teknisi.

Turbin terus berputar memompa air, mendinginkan reaktor nuklir yang bekerja, tetapi mesin tersebut tidak bertahan lama. Reaktor nomor enam kembali memanas, karena diaktifkan sebelum waktunya, tiba-tiba terjadi lonjakan listrik sebagai akibat dari pengaktifan mendadak dari reaktor itu. Suhu naik dengan cepat, panas berlebih membuat pipa air terbakar dan pada akhirnya melebur, akibatnya reaktor tidak bisa didinginkan. Tidak tersedianya air mengakibatkan suhu panas naik dua kali lebih cepat, percikan-percikan kecil keluar dari reaktor nomor enam.

Wooooooozzzzzhhhhh

Cahaya terang menyinari gelapnya malam, di-ikuti dengan suara dentuman keras, seketika menghasilkan pemandangan penuh kobaran api, layaknya neraka. Api membara di tempat meledaknya reaktor nomor enam, secara bersamaan melepaskan radiasi nuklir menyebar menuju atmosfer.
Tak lama setelah itu, terjadi dua ledakan susulan dari reaktor nomor tiga dan nomor lima. Kedua ledakan yang terjadi secara bersamaan tersebut menambah runyam situasi, orang-orang diseluruh kota Temnlinsk dan Partyamik terbangun, mereka lari tak kenal arah, barisan mobil damkar memenuhi jalan-jalan, mereka melaju menuju lokasi ledakan untuk segera memadamkan api.

Suara sirine keras terdengar dimana-mana, penduduk kota segera mengemas barang-barang berharga, lalu pergi meninggalkan rumah mereka sendiri. Truk dan kendaraan pengangkut lain diterjunkan di kedua kota itu, untuk mengevakuasi para pemukimnya. Nasib tiap invidu pun bermacam-macam, ada yang terpisah dari keluarganya, ada yang membawa seluruh barangnya, sebagian meninggalkan seluruh harta bendanya demi nyawa. Mereka yang tinggal cukup dekat dengan lokasi ledakan harus menanggung duka yang amat berat, paparan radiasi dalam dosis tinggi memaksa mereka menghadapi pedihnya penyakit nuklir, sebuah penyakit yang diberi nama sesuai biangnya.

Disisi lain, personil militer ikut dikerahkan guna membantu petugas pemadam, mereka diberikan peralatan lengkap serta masker gas. Memadamkan api bekas ledakan nuklir bukanlah hal mudah, sebab paparan radiasi nuklir menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika harus mendekati api tersebut untuk menyemburnya dengan air. Belum lagi puing-puing bangunan atau bahkan pecahan dari reaktor itu sendiri, semuanya sudah terkontaminasi oleh radiasi nuklir, demi mencengah penyebaran yang semakin meluas, orang-orang pemberani ditugaskan untuk mendekati area sekitar ledakan dan menyingkirkannya. Ratusan pejuang tewas dalam hitungan hari usai bertugas disana, personil yang selamat harus menanggung penyakit permanen untuk seumur hidup mereka.

Temnlinsk dan Partyamik berakhir ditinggalkan oleh penduduknya hanya dalam empat hari, kedua kota itu menjadi terbengkalai untuk waktu yang sangat lama. Media berita diseluruh dunia menyorot tempat tersebut, memperlihatkan suasana horor dari gedung-gedung kosong, buku-buku berserakan di lorong sekolah, dan rumah sakit yang berantakan.

Asap tebal melambung ke udara, tiga bulan lamanya, asap-asap itu berasal dari kobaran api yang masih menyala pada reaktor nomor enam, tiga dan lima, sehingga mencemari udara dengan zat radioaktif.

To be continued.......

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: May 07, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Unrevealed (discontinued)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin