Sekolah Menengah Pertama kelas 2

2K 22 26
                                    

 Sekolah Menengah Pertama kelas 2

Semua kejadian aneh, terutama teori burung dan telur dari Herbie membuat semua tanggapanku tentang pertumbuhan menjadi kacau. Juga bulu kera itu semakin banyak. Aku belum memberi tahu ibu, malu rasanya. Aku takut benar-benar dikira anak orang utan, monyet, kera, ua aung atau apalah sejenisnya yang berbulu! Aku sekarang sudah SMP kelas 2, masih bersama Herbie dan teman-teman lain dari SD lama terutama Robbi. Dia tambah manis dan imut, cakep juga keren, ganteng, semua muanya deh! Sekarang Robbi menjadi idola semua cewek di SMP. Herbie yang sinting juga ikut-ikutan tenar gara-gara sifat idiot nya itu. Cuma aku yang gak naik pangkat. Cewek populer yang jadi pacarnya Robbi namanya Diana Croft. Dia ketua pemandu sorak, dan masih untung aku bisa jadi anggota pemandu sorak. Kalau enggak, pasti aku gak bakalan dianggap karena gak pernah kelihatan di berbagai kegiatan. Tapi, tetap saja aku gak naik pangkat, terus jadi pecundang sejati.

“Diana! mini jean mu kenapa?” Lara kaget melihat noda merah yang ada di bagian belakang celana Diana.

“Oh, ya... tembus deh!” Diana berusaha menutupi noda merah di celananya itu.

“Tembus? Apa yang tembus? Memangnya itu merah-merah apa?” tanya Herbie yang sejak tadi sedang sibuk sendiri di samping ku.

“Astaga Herbie ku sayang... itu  darah menstruasi... kau masa gak tahu sih... nanti juga kau pasti mengalaminnya...” jawab Diana sambil menghilangkan noda itu dengan tisu agar tidak terlalu kentara. Lalu dia pergi menuju toilet dengan Lara.

“Dia bohong! Kata mamaku, kalau kita sudah tidak perawan lagi maka akan keluar darah... berarti dia sudah tidak perawan lagi...” Jelas Herbie yang sekarang sudah mengerti cara membuat adik bayi. Tapi tetap saja dia idiot.

 Di kelas 6 dia sempat frustasi setelah mengerti cara membuat bayi. Kau tahu kan kalau Herbie sudah menyuruh kakaknya untuk menjaga burung yang dianggap Herbie pelikan dan memarahi Robbi karena dikira melirik ke telur yang dibelinya di market 3 tahun lalu serta menanyai berapa burung yang dia miliki di depan umum?

“Kurasa dia gak bohong deh, dia kan udah dewasa banget... udah pacaran, udah gede deh pokoknya... pasti mengalami seperti itu. Ya... pertumbuhan, kau tahu itu kan?”

“Tapi dia itu kan cewek liar!” Herbie mempraktekkan gaya harimau liar tapi lebih terlihat seperti kucing yang sedang sambelit.

“Terserahlah...” capek sekali bicara dengan Herbie. Sekarang Herbie sedang sibuk lagi, balapan semut dengan teman – teman yang idiot juga. Dan sekarang Herbie bersorak riang karena semutnya yang berukuran paling gede dari peserta semut lainnya menang balapan.

Sampai sekarang aku belum menstruasi juga. Gimana sih rasanya menjadi dewasa kayak Diana? Pasti enak banget deh, tubuhnya tinggi dan proposional, langsing banget, dan yang jelas dadanya gak rata. Semua cowok terpana kalo ngeliat Diana... Seperti baru ngeliat model dari afrika aja. Apalagi si Robbi... aduuh, bangganya dia punya pacar kayak Diana... gak mungkin aku ada di posisi Diana.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi ini katanya Herbie ikut olimpiade lomba semut antar kelas. Dia sudah memberi segala vitamin untuk semutnya biar tambah kuat. Dia memberi semut itu suplemen makanan juga. Terkadang aku pikir apa tidak mati itu semut diberi segala macam begituan? Tapi hari ini Herbie belum muncul juga. Aku mengirim pesan ke Herbie.

Kok belum datang juga? Sebentar lagi gerbang sekolah bakal ditutup lho...

Tidak lama dia mengirim pesan balik.

Sesuatu yang berat menimpa diriku! Sekarang aku sedang mengasingkan diri dari semua orang! Bilang pada mama papaku, aku sayang mereka! Selamat tinggal semua! Bye...

Kubalas lagi.

Kau sekarang ada dimana!?

Dia membalas kembali.

Di toilet sekolah.

Tanpa basa – basi dengan perasaan gak karuan langsung saja aku memberikan alaram gawat.

“YA TUHAN, HERBIE HENDAK BUNUH DIRI! DIA MAU BUNUH DIRI DI TOILET SEKOLAH!!” aku berteriak-teriak gak jelas di kelas. Semua anak di kelas teriak-teriak panik. Ada yang bilang “ASTAGA! Atlet olimpiade semut kita akan mengakhiri hidupnya di tolilet!” “Oh, Ratu semut... semoga tuhan mengampuni dosanya!” “Bagai mana masa depan klub kita? Ketua sedang dirasuki iblis toilet!” jeritan yang itu aku kenal sekali. Itu salah satu anggota klub penyuka terong. Herbie lah yang terpilih menjadi ketua.

Semua isi kelas berbondong-bondong ke toilet wanita. Terdengar isak tangis dari Herbie. Suaranya mengerikan, seperti tikus yang terjepit pintu. Semua anak ketakutan. Para anggota terong menangis tersedu-sedu karena mengira Herbie sudah menyerahkan nyawanya ke iblis toilet. Aku mendekati suara Herbie.

“Herbie... tindakan yang kau ambil salah... jangan bunuh diri... Semua orang mengkhawatirkanmu... Ceritakan masalahmu...” aku membujuk pelan Herbie. Anggota klub terong menangis semakin keras. Sekarang guru-guru mulai berdatangan. Semuanya nampak panik. Kemudian petugas pemadam kebakaran dan ambulans juga sudah bersiap menyelamatkan Herbie.

“Huaaaaaaaaa... Seraaaa... aku... aku... Huaaaaahuhuuu!!” Herbie semakin menangis kejar.

“Sabar..., keluarlah dari toilet... ceritakan apa masalahmu...” Aku membujuknya lagi.

“Aku... berdaraaaaaaaaah, aku sudah tidak perawan lagiiiii!!” Herbie semakin menjerit ketakutan.

Sekarang wartawan-wartawan dari berbagai saluran televisi juga berdatangan. “Di sini kami laporkan kejadian yang tragis. Seorang anak SMP yang bernama Herbie Nicolson menyerahkan dirinya ke iblis toilet karena frustasi sudah tidak perawan lagi. Saya Vita La Monde melaporkan.” Begitulah wartawan-wartawan itu meliput.

Semenjak kejadian memalukan di toilet wanita pagi itu, Herbie ditindak lanjut oleh para guru bidang konseling. Herbie merasa lebih lega dan juga agak janggung dengan hari remaja barunnya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2011 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teenager (Puberty teens)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang