39. Aku pamit, kakak.

14.6K 1.7K 1K
                                    

Absen hadir dluu sygkuu💋

part ini bikin emosi, hati-hati‼️

MAAPKEUN AKYUU YANG BARU UPDTEE😹🙏🏻

tetep setia sampai ending , atau sudh di hpus dri perpus kamu?

enjoy dan happy reading🫶🏻

follow Instagram kami👇🏻
@azzam.elfahreza
@mozza.anastasia
@kekenzo_gionino
@rara_revalina
@naisyfrh
@nysaisyhh

•••

Angin berhembus kencang, jari-jari tangan seorang pemuda lelaki tergerak untuk bangun. “Dek, gak mau bangun? kamu udah lama loh tidurnya.”

Kini sudah terhitung dua minggu Cindy berada di rumah sakit dan belum tersadar dari komanya.

Untung saja saat itu, Renzo mengikuti Cindy karena takut adiknya terkena siksa oleh mak lampir, alias Amora.

Benar saja, awalnya Renzo kira aman saat melihat Cindy sedang tertawa ria bersama Amora, dari balik jendela ia mengintip. Namun beberapa menit kemudian setelah meminum minuman yang diberi oleh mak lampir, Renzo melihat Cindy memijat keningnya, seakan pusing melanda gadis itu.

Kemudian, setelah itu dia melihat Cindy hampir di cambuk oleh sabuk yang ada di meja kamar Cindy, Renzo segera mendobrak pintu rumah Amora.

Sayangnya, dia tidak bersama kawanannya, hingga Amora berhasil lolos dan entah pergi kemana, sampai sekarang batang hidungnya pun belum ia temukan.

Renzo selalu berdo'a agar adiknya di beri keselamatan oleh sang maha kuasa.

“Sampai kapan sih dek? kita baru aja di pertemukan lagi oleh semesta, masa kamu mau ninggalin kakak lagi? jangan ya? udah cukup yang lalu aja.”

Beberapa menit kemudian...

Setelah pulang sekolah para anggota inti Aodra Omorfos berkunjung ke rumah sakit, untung menjenguk Cindy.

Beberapa bingkisan mereka bawa untuk Renzo makan, setelah insiden kecelakaan pada Cindy, kemudian gadis itu masuk rumah sakit, berat badan Renzo turun drastis. Itu di sebabkan oleh lelaki itu yang jarang makan, dalam dua hari Renzo hanya makan satu kali saja. Sudah berkali-kali anggota inti Aodra Omorfos bahkan sampai  anggota Agnasfir ikut turun tangan untuk menasihati pemuda itu supaya tetap makan agar badannya sehat.

“Masih belum bangun?” tanya Vindra menaruh beberapa coffee di meja. Tadi ia sempat membeli beberapa coffee di dekat SMA Lima Sila.

“Ya lo liat sendiri Vin.”

“Cin, Cin, lo gak bangun kita sedih, tapi kalau lo bangun bikin kesel aja kerjaannya,” celetuk Bintang menatap prihatin gadis cantik dengan wajah pucat di atas brankar rumah sakit.

Renzo yang tak terima Bintang berbicara seperti itu pun, bertanya. “Maksud lo apa?”

“Kenyataan,” balas Bintang seadanya.

“Kakaknya juga sih,” timpal Arsen. “Padahal Azzam udah minta tolong banget buat gak ngebocorin soal pernikahannya, ni adik-kakak malah cepu anjir!”

“Bacot lo!”

Vindra menepuk pundak Renzo. “Asal lo tau, sampai sekarang lo belum minta maaf sama tu pasutri, Zo.”

“Gue tau, belum ada waktu soalnya.”

“Tau gak Zo? Gara-gara lo, Azzam sama bininya cuma masuk sekolah tiga hari setiap minggunya. Sisanya, mereka harus di rumah.”

AZZAMOZZA [terbit]Where stories live. Discover now