32. Impian anak Agnasfir?

22.5K 2.2K 1.2K
                                    

Lumayan bnyk yg komen di cerita ini "ini mksdny kyk gmn? Ga ngerti?" gpp kalau kalian ga paham, tapi di part sebelumnya aku udh ingetin, kalau lupa alur jgn lupa bca part sebelumnya. Ketidakpahaman biasanya muncul dri kelupaan.

Di part sebelumnya, kalian melihat bahwa Cindy mengejar Azzam. Menyukainya sedari dulu! Kenyataanny tdk! Itu hanya suruhan Amora!

Coba aku tanya, Cindy siapa?

Amira siapa?

Azzam siapa? Calon husband aku lah!

Tidack apa-apa kok dik adik, kak kakak, Bu ibu, nek nenek, kek kakek, Aku memaklumi☺️

Kamu lagi kasmaran? 17:32 ingat!

Aku tuh rda takut sbnerny buat cerita ini, soalny disini lapak islami, sedngkan story anak AG lainnya, bukan😭

Tau lah ya, aku takut karena apa🙏☺️

Sebelum baca jangan lupa vote dan komen!!

Jangan bawa tokoh cerita lain dalam lapak ini yaa, belajar menghargai sekecil apapun ☺️💓

Pi Reading 💓

•••

"Asal lo bisa jadi dokter bareng gue, gue gak akan bongkar."

~ Reygan Kivandra Mahanta ~

•••

Pagi ini para siswa sudah ada di barisan lapangan. Ya, mereka semua tengah mendengarkan seorang guru yang sedang berbicara. "Pemilik sekolah memberi tahu saya, bahwa anaknya sukses menjadi dokter spesialis penyakit dalam, maka dari itu saya minta kalian agar membuat suatu acara untuk menyambut kedatangannya, ke sekolah SMA Lima Sila ini, jadi mohon kerja samanya. Tidak lupa, kita juga akan berkolaborasi dengan SMA Panah Bangsa yang juga sekolah itu di miliki oleh pemilik sekolah SMA Lima Sila!"

Sautan serta decakan kagum terdengar. Satu kata yang ada di benak mereka. 'Keren' hanya itu. Entah seberapa kaya dia? Karena kuliah kedokteran itu biayanya sangat mahal, apalagi ini spesialis. Berapa banyak uang yang telah dikeluarkan, untuk membayar kuliah tersebut?

Dokter. Itu impian dua orang yang saling berpandang. Langit Keanu Mahardika dan Reygan Kivandra Mahanta. Ya, kedua sahabat yang sudah lama bersama.

"Gue jadi ngebayangin kalo udah besar nanti. Make jas putih, bawa stetoskop di leher, pagi-pagi dah disapa kayak gini, 'halo dok.' atau 'selamat pagi, dok.' ah! Gue pengen cepet-cepet dewasa! Biar bisa nikah sama Naura juga," bisiknya sambil cekikikan.

Langit yang mendengar itu pun ikut bersyukur. Setidaknya, sampai sekarang dia masih diberi hidup. Dia tidak ingin berharap lagi, penyakitnya itu tidak akan pernah bisa disembuhkan. "Jangan putus asa! Kejar terus impian lo!" balasnya pada lelaki di sampingnya.

Reygan menoleh semangat. "Lo juga! Pokoknya kita harus jadi dokter bareng, Lang! Kerja di rumah sakit yang sama, makan siang bareng sambil bawa istri," guyonnya saat mengatakan kalimat yang terakhir.

Langit mengangguk ragu. "Harus!"

Langit jadi pesimis. Apakah dia bisa mencapai impian besarnya itu? Apakah bisa ia menikahi Senja, nanti? Apakah- akh! Pikirannya sudah kemana-mana. Langit menggeleng. "Gue harus bisa!" katanya dengan meyakinkan hatinya. "Gue gak mau, ngeliat orang-orang sakit! Gue mau jadi perantara penyembuh mereka! Dan satu lagi, gue gak mau, anak yang masih muda seperti gue, punya penyakit parah seperti ini! Cukup gue aja, yang lain jangan," gumamnya lirih, agar tak terdengar siapapun.

AZZAMOZZA [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang