AZZAMOZZA [terbit]

24. Siapa yang kamu pilih?

Haloo Ramen🍜...
Kembali bareng aku, Bumi 🧡

Gimana hari ini bahagia? Harus bahagia dongg!!

Mari absen dulu men, komen hadir ya!!

Sudah membaca Al Kahfi hari ini? Jangan lupa baca ya gaes🥰🫂

Oh ya gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu para pembaca AZZAMOZZA

Call me Bumi not author!!

Terima kasih telah setia menunggu AM up, tunggu part selanjutnya ya🧡

Komen di setiap paragraf!! Biar cepet up!!Aku mau tau keantusiasan kalian!!

Kali in aku baik gaes, udah siap kan sama kebucinan AZZAMOZZA??

Komen 💬 dan votemu ⭐ sangat ku tunggu💞🙏

Yuk ajak teman teman kalian untuk baca AZZAMOZZA sekarang!!

Note: kalau lupa alur jangan lupa baca ulang part sebelumnya biar inget lagi. Tandai typo!🦩

_________________________________

"Istri mana yang rela ketika suaminya lebih milih lindungin dua orang yang posisinya mereka juga banyak yang ngejaga mas? Jawab mas."

~Mozza Anastasia Az-Zahra~

"Ken.."

"Ken.."

Reygan, lelaki yang baru saja sampai di depan markas, dengan wajah yang khawatir serta cemas, satu di dalam pikirannya. Siapa mereka?

Kenzo menoleh, kemudian bertanya. "Kenapa?"

"Ken, Kiara Ken! Kiara! Kiara dalam bahaya!!"

Kenzo mengepal kuat kedua tangannya. Tidak boleh ada yang menyakiti Kiara kecuali dirinya. Dia bertanya sembari membentak. Jika sudah menyangkut tentang gadisnya, ia tak bisa diam saja. "Kiara gue, kenapa bangsat?"

"Bukan cuma Kiara! Sabrina sama Mozza juga dalam bahaya!!" Awalnya Reygan hanya ingin memberi tahu, namun karena mendapat balasan yang lumayan menyebalkan dari Kenzo, Reygan pun ikut membentak.

"Diem!" Potong Vano. "Tenangin diri lo Rey, lo juga Ken, tenangan dikit, gue yakin mereka bisa jaga diri."

"Masalahnya, istri gue gak bisa bela diri, anjing!" Azzam khawatir bukan main pada Mozza. Bagaimana, jika nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Huh! Naudzubillahi mindhalik. Azzam belum siap jadi duda.

"Posisi?"

"Jalan merdeka, deket sama SMA Galaksi." Jawab Reygan sedikit tenang.

"Bos, kita mau langsung? Sedangkan rencana aja, kita belum buat." Tanya Vano, dia sangat memperhatikan sekitarnya dengan teliti.