CHAPTER 2 - THE OTHER'S HOLIDAY PLAN

2.8K 253 21
                                    

CALLENSY REECE

Galaxy Mall, January 3rd, Surabaya, 12.45 P.M




Akhirnya, setelah sekian lama, aku bisa bertemu juga dengan Carlo. Yah, sebenarnya aku merindukan teman-temanku yang lain, seperti sahabat sehidup sematiku, Sierra Laney, yang kemarin berangkat ke Kanada dalam rangka entahlah. Kudengar, kakaknya itu sedang ingin mengadakan janji temu dengan keluarga pacarnya, lalu Sierra yang merupakan adik satu-satunya diajak dengan alasan "Aku tidak ingin bertemu dengan calon mertua sendirian". Masalahnya, bukan hanya Sierra saja yang digeret ke sana, tapi seluruh pengawal-pengawalnya, Ethan, Javier, bahkan Brilliant yang kudengar sedang dekat dengan sepupu Sierra, Belle, juga ikut ke sana. Sekarang, mana bisa aku percaya kalau Sam sedang ada janji temu dengan keluarga pacarnya?

Lagipula, baru saja kulihat pacarnya keluyuran seperti cabe di sini dengan teman-temannya (tidak, aku tidak sentimen dengan pacar Sam, hanya saja, aku terbiasa menyebut semua cewek cabe). Jadi, bisa kupastikan kalau Sam berbohong saja. Namun aku tidak paham, apa alasannya tidak bilang pada kita-kita yang menurut struktur, tidak termasuk dalam anggota Liburan di Villa Ethan kemarin.

Yep, aku senaaang sekali! Setelah berlibur bersama Ricco ke Bali dengan keluarganya, aku merasa jauh lebih fresh. Walau kulitku sedikit menyokelat karena terpapar sinar matahari selama tujuh jam sehari, dan berhasil berkenalan dengan tiga bule Jerman, lima bule Amerika yang semuanya bernama John, dan enam bule Australia yang salah satunya rada mirip Thor Hemsworth (Eh, namanya itu bukan, sih?) , plus segerombolan orang Korea yang entah mengapa terlihat seperti grup boyband yang kusuka... Ah! Apa jangan-jangan mereka memang nangkring di Bali sana?! Tapi itu tidak mungkin sih, melihat satu anggotanya berbadan gemuk, yang jarang sekali ditemui di grup band seperti itu. Atau mungkin hanya manajernya saja? Ah! Lupakan, aku tidak terlalu mengikuti mereka.

Ditambah lagi, sepertinya aku baru saja menambah 20 teman baru di BBM yang semuanya berasal dari London. Dan, aku tidak merasa sia-sia. Malah, aku merasa jauh lebih seksi dengan kulit seperti ini (mereka yang para bule sepertinya cukup menyukai kulitku, walau begitu, pacarku yang ganteng dan manis ini terus-terusan terbakar api cemburu karena pacarnya dilirik sana-sini oleh cowok-cowok hot berbadan kotak-kotak dan berkacamata Rayban KW). Hanya saja, Ricco bersikeras untuk membelikanku lotion pencerah kulit, karena menurutnya aku lebih cocok berkulit putih daripada emas kecokelatan.

Berulang kali aku menolak, tapi cowok itu tidak menyerah. Akhirnya, setelah termakan jebakannya yang mengajakku makan nasi pecel di suatu tempat, mau tidak mau aku terdampar di Galaxy Mall bersamanya, berdua saja. Dan bisa ditebak ke mana arah tujuan kami? Tepat sekali, sobat, The Body Shop!

"Love, aku tahu apa lotion yang tepat untukmu. Mungkin kamu bisa mencoba ini," saran Ricco sambil mengambil sebuah botol yang bertuliskan Madagascan Vanilla Flower.

Aku mengambil botol itu dan hanya bisa tersenyum kecut.

"Honey, ini parfum, bukan lotion."

"Oh? Parfum? Ah, aku salah lihat. Benar juga, ini kan cair. Nah, coba kita ke sana." 

Sekarang cowok itu mengajakku ke sebuah rak yang berisi banyak sekali lotion. Melihat wajahnya yang juga ikutan menghitam sedang sibuk menelusuri rak demi rak untuk menemukan lotion yang tampaknya tepat untukku, aku menggandeng lengan cowok itu sambil memohon dengan wajah seimut mungkin, membuat para pegawai di sana langsung memasang wajah tertahan sambil bisik-bisik satu sama lain.

Dengan galak kubuka mulutku lalu mengatupkannya dengan cepat.

"Ssst, biasa aja 'napa! Kayak nggak pernah lihat orang pacaran aja, jomblo ya?!" serangku, membuat beberapa pegawai di sana yang bergender wanita langsung memasang wajah pucat.  "Mblo!" Tambahku dengan nada mengancam.

TFV Tetralogy [4] - Journal Of Truth (2015)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang