Satu : Pertemuan

723 48 6
                                    

Pukul setengah lima pagi jalanan masih cukup sepi meski ada beberapa kendaraan yang lewat. Asha Jasmine berjalan kaki seorang diri menuju rumahnya setelah berbelanja dan akan memasak untuk keluarganya. Rutinitas harian ini sudah Asha lakukan sejak ia duduk di sekolah menengah atas. Sekarang, saat ia sudah lulus sekolah lima tahun lalu, Asha tidak lagi pergi ke sekolah melainkan mengharuskannya ke tempat kerja.

Beraktifitas dari pagi di saat semua orang masih terlelap dalam mimpi tentunya melelahkan. Asha tidak pernah mengeluh, hanya air matanya yang sering berbicara. Sekuat hati Asha berusaha melewati harinya yang berat. Dalam diri Asha masih percaya walau harus menunggu bertahun-tahun lamanya, ia akan keluar dari jeratan keluarganya yang terasa mencekik lehernya. Asha manusia biasa dan ia punya batasan tersendiri.

Ketika tugas rumah sudah selesai, seperti biasanya tepat pukul 6 pagi Asha sudah berjalan kaki menuju kafe tempatnya bekerja. Jarak antara kafe dan rumahnya cukup jauh. Naik kendaraan pribadi atau umum tidak memungkinkan untuknya. Mau tidak mau Asha harus berangkat pagi-pagi sekali supaya tidak terlambat.

Sesampainya di kafe tempatnya bekerja, Asha si pemegang kunci membuka pintu belakang Kafe tempat masuknya para pekerja. Selain karena jarak rumah yang jauh, Asha memiliki tugas dari manager kafe sebagai pemegang kunci dan menyiapkan semua yang diperlukan sebelum kafe buka. Asha melakukannya seorang diri tanpa ada pekerja lain yang membantu. Itulah syarat yang Asha dapatkan jika masih ingin bekerja di tempat ini. Terasa tidak adil, bukan? Ya, tidak sampai cukup di sini saja. Ketidakadilan yang lain masih akan terus berdatangan. Asha sendiri mencoba menerima sebab ia tahu mencari pekerjaan bagi lulusan sepertinya tidaklah mudah.

"Asha!"

Asha melihat temannya sesama pekerja datang menghampirinya. Hanya perempuan inilah yang dekat dengannya di saat yang lain menjauh. Bukannya tidak ingin berteman, mereka semua tidak ingin terlibat masalah karena berada di dekatnya. Asha tidak tahu keberanian apa yang dalam diri teman satu-satunya ini hingga masih mau berbicara dengannya dan terkadang jika ada waktu turut membantunya. Ia telah mencegah berulang kali, namun tidak pernah didengarkan. Di dunia ini mungkin banyak cinta dalam diam, beda lagi dengan dirinya dan Friska, mereka berdua teman dalam diam. Hanya di saat manager kafe tidak ada di dekat mereka.

"Friska."

"Hah, capek sekali aku lari." Friska berdiri di samping Asha, nafasnya belum stabil masih terdengar ngos-ngosan. "Untung aku datang tepat waktu. Aku takut kau datang lebih pagi."

"Friska, ada apa?" tanya Asha. Tidak biasa temannya ini datang sebelum jam kerja.

"Tentu saja aku mau membantumu. Dua tahun kau menyembunyikan ini dariku Asha. Kau pikir aku baik-baik saja mendengar temanku datang pagi-pagi menyiapkan keperluan sebelum kafe buka, hah? Pantas saja setiap aku bertanya, 'siapa yang menyiapkan semua hingga yang lainnya tinggal datang kemudian buka kafe,' kau hanya tersenyum dan memintaku tidak memikirkannya." Friska terlihat ingin menangis, usianya memang sama dengan Asha, 23 tahun tetapi Friska lebih terlihat muda dibanding Asha dan cukup kekanakkan. "Aku tidak menyangka selama ini kau yang bekerja sendirian."

Asha mengukir senyum memandang Friska. Dua tahun bekerja di kafe, baru tiga bulan ini Asha memiliki teman. Seorang pekerja baru bernama Friska. "Kau tahu dari mana, Friska?"

"Aku tidak sengaja mendengar pekerja senior membicarakan mu," lirih Friska, pandangan sedih Friska tertuju ke arah Asha.

"Aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Kau tahu, hubunganku dengan manager tidak baik. Karena itu aku tidak mau kau terlihat dekat denganku di depan manager."

"Tapi--"

"Kau akan bernasib buruk Friska, bukankah menyenangkan bekerja tanpa hambatan?" Asha menatap Friska tajam, senyum di wajahnya sudah hilang. "Sekarang pulanglah, masih ada waktu dua jam sebelum kafe buka. Aku bisa melakukannya sendiri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tuan, I'm not fine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang