14. PROBLEM

1.5K 144 2
                                    



•••••••

"Sebelumnya saya mau minta maaf yang sebesar-besarnya pada, Pak Zayyan. Uang perusahaan sudah diambil semua sama Pak Rangga, dan Pak Rangga memfitnah Pak Zayyan pada perusahaan yang dipimpin Pak Arwan. Beliau memfitnah Bapak menggelapkan dana perusahaan, dan Pak Arwan akan melaporkan bapak ke polisi jika dalam waktu satu bulan uangnya tidak kembali," kata Farhan di seberang sana.

Zayyan menghela napas panjang. Ia memijit keningnya yang berdenyut nyeri. Rangga, tangan kanannya? Ia rasa tak percaya apa yang dikatakan Farhan saat ini. Padahal ia sangat mempercayai orang itu, tapi mengapa dengan teganya justru Rangga berkhianat?

"Kamu tidak asal nuduh 'kan, Han? Apa kamu punya bukti kalo Rangga yang bawa kabur uang perusahaan?" tanya Zayyan.

"Sebelumnya Pak Rangga meminta semua data keuangan kantor, dan data-data lainnya pada sekretaris Bapak. Dan pagi ini semua data hilang, Pak. Kita semua juga tidak tahu Pak Rangga ada di mana. Saya rasa Pak Rangga sudah merencanakan ini semua dan menghilangkan bukti-buktinya, hingga perusahaan lain mengiranya bahwa Pak Zayyan yang sudah menggelapkan data perusahaan."

Zayyan merasakan usapan lembut dari bahunya. Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati Sekar yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja miliknya sembari membawa secangkir kopi hitam.

"Ya sudah, terima kasih infonya, Han. Saya akan mengurus ini secepat mungkin. Saya tutup telponnya, assalamualaikum."

Panggilan terputus.

Pria itu meletakkan ponselnya di atas meja dan menyuruh Sekar untuk duduk di sampingnya. "Ngapain ke sini? Katanya masih sakit kalo buat jalan, istirahat dulu aja."

Sekar menggeleng pelan. "Udah mendingan. Mas Zayyan ada masalah lagi?"

Zayyan tersenyum tipis dan mengangguk kecil. Kali ini dirinya akan menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu, lalu akan memberitahu istrinya. Karena jika dirinya memberitahu Sekar sekarang, pasti istrinya akan terus kepikiran.

"Cuma masalah kecil. In Syaa Allah, Mas bisa selesain ini. Doain Mas ya?" Sekar mengangguk cepat sebagai jawabannya

"Mas nggak pergi kantor?" tanya Sekar.

Pria itu menggeleng. "Untuk hari ini Mas kerja di rumah. Sekalian nemenin istri, Mas."

Perempuan itu tersenyum mendengar penuturan Zayyan, berarti tandanya hari Minggu ini ia tidak akan sendiri di dalam rumah. Karena biasanya walaupun weekend, jika kantor sedang ada masalah maka Zayyan tetap berangkat meskipun hanya beberapa jam saja.

"Dek, Mas minta maaf ya belum bisa bawa kamu jalan-jalan setelah pernikahan kita. Maaf, karena Mas belum bisa jadi suami yang kamu mau," kata Zayyan pelan yang mengelus tangan Sekar lembut.

"Lho kok ngomong gitu? Sekar bahagia kok nikah sama Mas yang bisa ngajarin hal-hal baik yang sebelumnya Sekar nggak ngerti. Sikap Mas yang kaya gini aja udah buat Sekar seneng. Bahagianya seseorang ‘kan beda-beda, menurut aku bahagia nggak harus jalan-jalan jauh atau pergi ke mana. Yang penting Mas bisa hargai Sekar sebagai istri itu udah cukup," balasnya yang tersenyum ke arah suaminya.

Zayyan menarik Sekar ke dalam pelukannya. Ini benar-benar kebahagiaan yang Tuhan berikan di hidupnya, dirinya tak menyangka bahwa istrinya akan menjawab dengan perkataan yang bahkan tidak ia sangka.

"Makasih ya. Makasih udah hadir di kehidupan, Mas."

♪♪♪

"Aaaaa, Sekar, kita kangen banget sama kamu!"

Promise MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang