12. BERSYUKUR

1.5K 152 3
                                    


"Jodoh itu kehendak Allah. Namun, usaha dan ikhtiar itu tugas kita sebagai manusia. Takdir memang kehendak Allah, sedangkan doa keinginan kita. Tapi, terkadang Allah bisa saja merubah kehendaknya demi mengabulkan keinginan kita." -Author A.


•••••••

"Dek, Mas minta maaf ya tadi nggak bisa jemput kamu."

Sekar menghela napas panjang, terhitung Zayyan mengatakan itu sudah lebih dari sepuluh kali. Apakah pria ini merasa sangat bersalah? Padahal ia juga tahu bahwa Zayyan tidak bisa menjemputnya karena macet, jadi tak perlu terlalu menyalahkan dirinya sendiri bukan?

"Mas udah minta maaf sepuluh kali lebih loh. Sekar juga udah maafin Mas," kata Sekar sembari mengelus rambut suaminya yang tertidur dengan bantalan pahanya.

"Tapi Mas nggak tepati janji."

"Nggak ada yang tahu juga kalo Mas bakalan kena macet. Jadi udah ya, jangan mikirin itu terus. Lagian Sekar pulangnya juga selamat kok."

Zayyan mengangguk kecil sembari tersenyum. "Tadi yang nganterin pulang siapa?"

"Reva, dia itu temen baru aku Mas. Satu meja sama aku."

Sekar mulai menceritakan apa yang dialaminya satu hati ini di sekolahan barunya. Tentang teman barunya Reva, tentang teman-temannya yang lain, bahkan sampai hal kecil gadis itu ceritakan pada suaminya.

"Nggak ada yang jahatin kamu 'kan?" tanya Zayyan dan dijawab gelengan oleh Sekar.

Ia akui bahwa teman-teman barunya sangat baik padanya. Mereka bisa Sekar dengan baik meskipun Sekar berkerudung. Teman-temannya juga sangat bertoleransi tinggi terhadapnya.

Zayyan bangkit dari posisinya. "Ya udah, sekarang wudhu terus tidur supaya besok nggak telat," ujarnya yang mencium kening Sekar dilanjut bibir istrinya.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk. Ia menuruti apa yang suaminya katakan, dan tak lupa membaca doa sebelum tidur setelah itu keduanya terlelap dalam tidurnya.

A few hours later.

Zayyan perlahan membuka matanya, ia melihat jam yang tertempel di dinding, waktu sudah menunjukkan pukul tiga lebih lima menit. Ia menoleh ke arah istrinya yang masih terlelap, Zayyan tersenyum kecil lalu mencium kening Sekar lama.

Setelah itu ia bangkit dan langsung mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat tahajud. Namun, saat dirinya kembali lagi ke dalam kamar, ia melihat istrinya yang duduk bersender di kepala ranjang.

"Loh, udah bangun?"

Sekar menatap Zayyan dengan mata sayu. "Tadi Sekar kebangun Mas nggak ada di samping, jadi nggak tidur lagi."

Zayyan tersenyum manis. "Mau tahajud bareng?"

Sekar sempat berpikir, namun setelah itu ia mengangguk. Setelah merapikan tempat tidurnya, Sekar bergegas mengambil air wudhu lalu keduanya menunaikan sholat tahajud, tentunya Zayyan sebagai imam.

"Sekalian nunggu Subuh kita baca Al-Qur'an ya? Kita ngaji bareng-bareng, nanti biar Mas benerin kalo ada bacaan kamu yang salah," kata Zayyan yang sudah selesai sholat tahajud dan berdoa.

Sekar mengangguk. Ia beranjak dari duduknya untuk mengambil dua Al-Qur'an dan meja kecil untuknya meletakan kitab suci itu.

Kini keduanya mulai mengaji, Zayyan yang dengan setia mendengarkan istrinya yang masih tertatih dalam membaca dan dengan sabar ia membenahi bacaan istrinya.

"Em- bukan gitu Sayang. Dengerin Mas ya, pahami baik-baik."

Lagi dan lagi Sekar mengangguk. Dirinya sungguh bersyukur karena Allah telah mempertemukannya dengan sosok Zayyan yang sangat merubah hidupnya. Sungguh, ini di luar dari bayangan Sekar. Ia tak menyangka gadis ceroboh sepertinya mendapatkan suami sebaik Zayyan.

Promise MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang