11. JAKARTA

1.4K 150 1
                                    



•••••

"Bunda sama Ayah langsung pulang aja ya. Kamu baik-baik di sini ya Sekar," kata Laras yang mencium pipi kanan dan kiri menantunya.

"Zayyan, kamu jagain Sekar. Jangan pernah main fisik pokoknya," ujar Panji dan diangguki putranya.

"Ya udah, kita pulang dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Laras dan Panji berjalan menuju ke mobilnya lalu tak lama setelah itu mobil yang mereka tumpangi perlahan meninggalkan pekarangan rumah Zayyan.

Malam ini mereka baru saja sampai di Jakarta. Dan seperti yang dikatakan pria itu, bahwa Sekar akan tinggal berdua dengan suaminya di rumah yang sudah Zayyan beli.

Rumah sederhana yang hanya mempunyai dua lantai ini mampu membuat Zayyan tertarik dan membelinya. Memang tidak terlalu besar, namun ini lebih dari cukup untuk tempat tinggalnya, Sekar dan calon anak-anaknya kelak.

Zayyan tersenyum tipis sembari mengelus puncak kepala istrinya. "Sekarang kamu mandi dulu, terus tidur. Udah malem."

Sekar mendongak menatap suaminya. "Mandi?"

Pria itu mengangguk. "Atau mau mandi bareng Mas?"

Dengan cepat Sekar menggeleng. Ia berlari ke arah kamar mandi dan mengunci pintunya rapat-rapat. Melihat itu membuat Zayyan tertawa, dirinya hanya bercanda, namun sepertinya Sekar menganggapinya serius.

Ia melangkah ke arah balkon kamarnya. Angin malam berhembus kencang membuat rambut pria itu bergerak tak beraturan. Dirinya tak menyangka bahwa Tuhan benar-benar menyatukan dirinya dengan perempuan yang sangat ia cintai di dalam suatu ikatan suci.

Rencana Tuhan memang selalu indah.

Zayyan menghela napas panjang. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, tak lupa mengunci pintu balkon dan menutupnya dengan tirai. Saat ia akan berbaring di kasurnya yang nyaman, lagi-lagi dirinya dibuat terkekeh dengan tingkah istrinya.

"Mas Zayyan baju aku di mana ih!" teriaknya dari dalam kamar mandi.

"Ya Mas nggak tahu. Itu 'kan baju kamu," balas Zayyan yang berjalan ke arah lemari untuk mengambilkan baju istrinya.

Sebelum mereka ke Jakarta, Zayyan sudah menyuruh pembantu dan sopir orang tuanya untuk membawa pakaian dan keperluan Sekar yang berada di kampung. Jadi saat dirinya sudah sampai di rumah, ia tak perlu susah-susah untuk menata kembali pakaian dan perlengkapan dirinya ataupun istrinya karena sudah ditata oleh pembantu orang tuanya.

"Mas ih!"

"Di buka dulu pintunya," ujar Zayyan yang berada di depan pintu kamar mandi.

Tak lama setelah itu terlihat pintu kamar mandi yang terbuka sedikit. "Mana?" Sekar mengeluarkan setengah tangan kanannya.

Zayyan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya. Ia memberikan bajunya lalu setelah itu pintu kamar mandi tertutup kembali. Pria itu melangkah ke arah kasurnya dan merebahkan dirinya. Perjalanan dari kampung ke Jakarta memerlukan waktu yang sangat lama, tubuhnya terasa sangat pegal.

Setelah cukup lama akhirnya Sekar selesai mandi. Tubuhnya terasa lebih segar daripada sebelumnya. Gadis itu berjalan ke arah suaminya yang sepertinya tertidur. Sekar tersenyum tipis melihat wajah damai Zayyan yang tertidur pulas.

Tangannya menepuk pipi suaminya pelan. "Mas bangun, mandi dulu!"

Kedua mata Zayyan perlahan terbuka, ia menatap Sekar yang baru saja selesai mandi. "Udah selesai?"

Promise MeWhere stories live. Discover now