1. MENOLAK

2.7K 186 4
                                    

“Seseorang yang terbaik akan datang dengan cara yang baik. Bukan yang Allah haramkan.

''''''

"Bapak ke sawah dulu ya, Yu. Kamu berangkat sekolahnya hati-hati!" ucap Aji yang membawa cangkul dan akan berangkat ke sawah.

"Bentar, Pak!" Sekar berlari ke arah Aji yang berada di samping jalan. "Salim dulu dong, supaya dapat berkah."

Aji tertawa mendengar penuturan anaknya. Ia menurunkan cangkulnya dari pundak kemudian menatap anak semata wayangnya. Tangan kanan Aji bergerak membenarkan rambut Sekar yang keluar dari kerudungnya.

"Jangan sampai keluar rambutnya, Ayu."

Gadis itu tersenyum lebar hingga deretan giginya terlihat jelas. Ia mengangguk lalu menyalami tangan Aji.

"Ya udah, Bapak ke sawah dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Sekar kembali berlari menuju rumahnya, ia mengambil tasnya lalu menutup pintu rumah, dan tak lupa menguncinya. Setelah memastikan terkunci, Sekar berjalan ke arah sepeda miliknya lalu menaikinya untuk berangkat ke sekolah.

Ia bukan berasal dari keluarga kaya. Namun dirinya bersyukur walaupun dirinya bukan dari keluarga kaya, tapi semua kebutuhan rumahnya serba berkecukupan.

Jarak rumah Sekar dan sekolah tidak terlalu jauh. Gadis itu hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai ke sekolahannya dengan menggunakan sepeda. Sesampainya di sekolah Sekar memarkirkan sepedanya pada tempat yang sudah di sediakan khusus untuk sepeda, serasa aman ia berjalan menuju ke arah kelas.

"Sekar!" teriak seorang perempuan yang mengenakan jilbab sama sepertinya.

Mendengar itu Sekar membalikkan tubuhnya sembari tersenyum menatap sahabatnya yang bernama Lina.

"Kaya biasa ya, Kar," ujar Lina sembari tersenyum lebar ke arah sahabatnya.

Gadis itu mengangguk kecil. Ia mengeluarkan buku dari dalam tas lalu memberikannya kepada Lina.

"Kalo udah selesai langsung dibawa ke kelas! Ingat jam pelajaran Bu Ririn habis kelas kamu," kata Sekar dan langsung diangguki Lina.

Sekar dan Lina adalah sahabat dari kecil hingga sekarang. Namun, saat di SMA keduanya terpisah kelas. Sekar yang berada di kelas XI IPA III, sedangkan Lina XI IPS II.

"Siap, Bos!" Lina mencium buku tulis itu sembari tersenyum. "Aku duluan ya, makasih, Sayangku!" Lina mencium pipi Sekar cepat lalu berlari menjauh dari gadis yang sebentar lagi akan mengamuk.

"Lina, ih!!" Dengan cepat Sekar mengelap pipi kanannya.

Sekar adalah tipikal orang yang tidak suka dipeluk, cium atau semacamnya meskipun itu yang melakukannya adalah sahabatnya sendiri. Namun entah mengapa alam semesta mengirimkan sahabat yang bertolak belakang dengan sifatnya.

♪♪♪

"Jangan coba-coba bohong dengan saya ya Sekar!"

Gadis itu menggeleng kuat. "Ibu, beneran saya nggak bohong. Tadi tuh Lina pinjem buku tugas saya, jadi sebagai teman yang baik saya pinjami, Bu."

Bu Ririn menatap Sekar tajam. "Kamu kasih jawaban kamu sama Lina?" tanyanya dan dengan santainya Sekar mengangguk.

"Kamu, maju sini!"

Gadis itu menghela napas pelan, ia mengelus dadanya sabar. Ia rasa kali ini dirinya akan kena hukuman kembali karena sahabatnya.

Promise MeWhere stories live. Discover now