- p r o l o g

258 25 15
                                    

- p r o l o g





"Kamu tahu ini sudah jam berapa?"

Itu adalah kalimat pertama yang menyambut nya saat tiba di sekolah.

"Kamu dengar ibu, Alleta?" Tanya Bu Tuti-Guru BK SMA GARUDA.

Gadis yang disebut dengan nama 'Alleta' tersebut tidak menjawab.

Mereka sekarang sedang berada diruang BK.

"Kenapa baru datang?" Tanya bu Tuti, lagi.

Hening.

"Jam berapa sekarang?" Tanya guru BK tersebut ulang.

Masih hening.

Bu Tuti menghela nafas panjang, "Alleta, kamu itu anak dari pemilik sekolah ini. Seharusnya kamu itu bisa jadi contoh yang baik untuk siswa-siswi yang lain. Bukan malah kaya gini, bolak-balik masuk BK," ceramah Bu Tuti.

Alleta masih diam. Seolah enggan untuk mengeluarkan suara.

"Kamu gak bosen? Masuk ruangan ini terus?" tanya Bu Tuti kembali.

Hening. Hanya suara jarum jam yang terus berdenting mengisi kesunyian ruangan itu.

Bu Tuti menghela nafas pelan, "Berdiri ditengah lapangan sampai jam pelajaran pertama selesai!" Titah bu Tuti tegas.

Alleta berdiri dan memberi anggukan kecil sebagai respon lalu keluar dari ruangan itu tanpa mengatakan sepatah kata 'pun.

Bu Tuti yang melihat kelakuan siswi-nya itu hanya menggeleng-geleng pelan.




Lapangan SMA GARUDA

Alleta berdiri di tengah-tengah lapangan SMA GARUDA. Menjalankan hukumannya sesuai dengan perintah Bu Tuti tadi.

Alleta. Atau lengkapnya Alleta Zemora Denandra. Seorang ketua geng besar di SMA GARUDA, atau biasa disebut sebagai SALVATOR.

SALVATOR. Perkumpulan geng motor yang diketuai oleh Alleta itu adalah geng yang paling berpengaruh di sekolah tersebut.

Pagi ini matahari sedang bersinar dengan sangat teriknya. Tapi, itu tidak menjadi masalah bagi Alleta untuk menjalankan hukumannya. Ia tidak mengeluh panas atau yang lainnya sama sekali. Toh, memang ia harus dihukum karena kesalahan yang ia perbuat.

Seorang gadis dengan make up yang tidak bisa dikatakan tipis dan baju yang ketat datang dari arah kiri menghampiri Alleta.

"Dihukum lagi?" Tanya Gadis tersebut.

Alleta diam, tidak menjawab sama sekali.

"Gak bosen dihukum terus?" Tanyanya lagi.

Hening. Alleta tetap diam seolah tak ada siapapun disekitarnya.

Gadis tersebut mengepalkan tangannya, "Lo punya mulut gak sih?! Bisu Lo?!" Tanyanya emosi.

Hanya keheningan yang menjawab pertanyaan gadis tersebut.

"Lo tuh sopan sama yang lebih tua bisa gak sih?! Atau..." gadis itu menjeda ucapannya, "Lo gak pernah diajarin sopan santun ya?!" Tanyanya kembali tak santai.

Alleta menoleh menatap gadis disamping kirinya datar.

"Tua kok bangga," jawab Alleta sarkas. "Dan ya, mulut lo kayaknya gak pernah diajarin sopan santun."

Hai, Alleta (REVISI)Where stories live. Discover now